KaltimKita.com, Samarinda – Industri pariwisata dan ekonomi keratif (parekraf) di Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai memiliki potensi ekonomi yang besar bagi Benua Etam. Dukungan terhadap industri ramah lingkungan ini mendapat dukungan penuh oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Dalam pembukaan acara Kaltim Travel Fair (KTF) 2023 di Hotel Harris, Samarinda pada Kamis (11/5/2023).
Legislator Dapil Kaltim ini mengatakan Kaltim memiliki potensi yang besar dalam pengembangan industri parekraf. Sebab, didukung oleh keindahan alamnya. Bahkan beberapa destinasi wisata di Benua Etam telah dikenal luas hingga mancanegara. Diantaranya destinasi unggulan Kaltim yang ada di Kabupaten Berau, seperti Pulau Derawan dan Labuan Cermin.
“Kaltim itu punya segalanya, bentang sungai yang panjang ada, danau luas juga ada, dan alam yang bagus, itu sudah pasti,” sebutnya.
Dalam kegiatan yang mempertemukan seluruh penggiat industri parekraf ini, Hetifah juga menerangkan indutri pariwisata mampu memberikan multiplier effect atau efek berganda. Bukan hanya meningkatkan perokonomian daerah saja, industri parekraf mampu untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat lokal seta dapat melestarikan kekayaan budaya dan alam.
“Pariwisata adalah salah satu industri yang penuh dengan keindahan dan kesempatan. Memberikan kesempatan untuk menciptakan pengalaman luar biasa bagi wisatawan dan memberikan mereka kenangan tak terlupakan,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Hetifah turut memberikan apresiasi sebesar-besarnya ke DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kaltim selaku inisiator dalam kegiatan KTF 2023. Menurutnya kegiatan ini mampu menjadi jembatan antara supply dan demand pariwisata di Kaltim. Dengan begitu, ekosistem yang ada akan terbangun akan semakin kuat.
“Tak ketinggalan saya juga mengucapkan terima kasih kepada para pengusaha di bidang pariwisata yang hadir di acara ini. Anda semua adalah pionir dan penggerak dalam industri yang menantang ini. Saya ingin menyampaikan motivasi kepada anda semua agar tetap semangat menjalankan usaha dan membangun jaringan yang kuat,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Asita Kaltim, Syarifuddin Tangalindo menerangkan dalam rangkaian kegiatan KTF 2023, memiliki dua agenda utama. Pertama Table Top yang berfungsi untuk membangun iklim pelaku industri parekraf dan menjalin kontak bisnis.
Kedua, Travel Exhibition yang menjadi pameran publik sebagai media promosi pariwisata Benua Etam. Adapun peserta kegiatan yang mengusung tema membangun pariwisata dan ekonomi kreatif Kaltim yang kokoh dan berkelanjutan tersebut diikuti sekitar 200 peserta. Terdiri dari pembeli dan pengusaha. Bahkan 15 pembeli diantaranya berasal dari negara tengga. Malaysia dan Singapura.
“Kaltim punya tantangan besar, karena mindsetnya kita kan sumber daya alam. Kami sengaja menggelorakan pariwisata ini agar peralihan ekonomi bisa dimulai. Jika bicara kepariwisataan, ekonominya itu bergerak hampir ke seluruh sektor. Dari industrinya sampai ke masyarakat sekitar. Mungkin pemerintah akan mendapatkan keuntungan dari PAD dan masyarakat yang lebih sejahtera,” ujarnya.
Ditambahkan Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf RI), Dwi Marhen Yono yang turut hadir dalam KTF 2023 mengatakan jika Kaltim memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan industri pariwisata.
Hal itu bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat. Selain itu, nama Kaltim saat ini semakin dikenal luas setelah dinobatkan sebagai IKN Nusantara. Bahkan, titik nol IKN Nusantara menjadi salah satu tempat yang ingin dikunjungi wisatawan.
“Silahkan dimanfaatkan teman-teman di kaltim, karena (titik nol) itu menarik. dari 275 juta masyarakat Indonesia itu tertarik untuk berfoto di titik nol IKN. jadi silahkan dimanfaatkan sebagai pakret wisata, semisal dari berau dulu baru terakhir foto di titik nol IKN,” sebutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ahmad Herwansyah menjelaskan jika kegiatan ini turut membantu Kaltim untuk semakin yakin dalam melakukan peralihan ekonomi dari industri ekstraktif menuju industri parekraf. Kegiatan ini pun menjadi momen dalam mempromosikan destinasi wisata yang ada di Benua Etam lebih luas.
“Tapi memang dalam pengembangan pariwisata di Kaltim yang sangat luas ini, infrastruktur jadi kendalanya,” ucapnya.
Kendati demikian, Herwansyah yakin jika jumlah wisatawan di Kaltim akan terus meningkat. Sebab, jumlah kunjungan akan didukung destinasi wisata baru MICE (meetings, inventions, conferences dan exhibitions) di Kota Balikpapan. Ditambah dengan adanya pencabutan status PPKM sejak akhir tahun 2022.
“Memang secara PDRB Kaltim, pariwisata kita hanya menyumbangkan 0,82 persen, karena perbandingannya batubara yang jadi sektor unggulan saat ini. Jadi mudahan dengan adanya promosi bisa meningkatkan jumlah wisatawa,” tutupnya. (*/and)