KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Banyak hal yang harus menjadi perhatian Pemkot Balikpapan dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dalam mewujudkan semarak merdeka belajar. Salah satunya, kesiapan sekolah dan guru itu sendiri. Apalagi Hardiknas 2023, mengusung tema Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar.
Hal ini diutarakan langsung Ketua Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) Wilayah Kalimantan Timur, Dra Dwita Salvery MM dalam program Hi Balikpapan Menyapa yang dilaunching di Balai Kota dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023, Selasa (2/5/2023).
"Fokus dari kurikulum merdeka belajar ini adalah mengali potensi anak menjadi kompetensi. Ini sangat bagus dan luar biasa, tapi perlu diingat kesiapan sekolah menjadi sangat penting," ungkap Dwita.
Psikolog yang aktif dalam membantu program tumbuh kembang anak di Kota Beriman ini menyebut salah satunya masih kurangnya jumlah tenaga pendidik (guru). Bahkan minimnya guru, sudah menjadi permasalahan sejak 5 tahun lalu. Salah satunya, juga kekurangan guru pendamping di kelas inklusi.
"Mudahan kekurangan guru ini, bisa diatasi. Karena, dengan kesiapan guru dalam kurikulum merdeka belajarlah yang menjadi salah satu kunci menjadikan anak berkarakter," sambung wanita berhijab yang berada dalam Yayasan Psikologi Clarinta ini.
Sambung Dwita, selain guru, kunci paling utama dalam membentuk karakter anak adalah pada orangtua. Karena orangtua haruslah jadi contoh dan teladan bagi anak-anak. "Orangtua harus benar-benar berperan. Apalagi saat ini, banyak masalah dengan cara anak berkomunikasi. Banyak bahasa-bahasa yang tidak seharusnya, begitu mudah terucap oleh mereka (anak). Ini permasalaham serius," ucapnya.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud mengakui madrasah terbaik anak adalah di dalam keluarga. Nah disitu peran orangtua menjadi sangatlah penting. Terkait kesiapan sekolah terkhusus pendidik, kualitas akan terus dilakukan peningkatan kompetensi SDM.
"Fokus kami, selain kualitas juga kuantitas. Permasalahan kekurangan guru juga menjadi bagian penting untuk diselesaikan segera. Oleh karena itu, saya bersama kepala daerah lainnya di Indonesia berharap ada evaluasi oleh KASN terkait kebijakan penghapusan tenaga honorer saat ini," jelas Rahmad.
Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, Irfan Taufik mengapresiasi segala masukan dari Himpsi soal kesiapan kurikulum merdeka belajar, terkhusus kuantitas dari tenaga pendidik.
"Pemenuhan jumlah tenaga pendidik adalah mimpi dan keinginan kita semua. Itulah tantangannya. Kami akui, jumlahnya masih kurang. Diangkatnya P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) guru ternyata belum juga signifikan. Ini dikarenakan yang diangkat P3K dari guru honorer yang tersedia," sebut Irfan. (lie)