KaltimKita.com, JAKARTA - Sultan Muhammad Alamsyah III Aji Muhammad Jarnawi atau Sultan Paser menghadiri undangan presiden ke Istana Merdeka, dalam agenda penurunan bendera merah putih peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 pada Rabu sore 17 Agustus 2022.
Sultan Paser Jarnawi yang juga duduk sebagai anggota komisi I DPRD Paser itu menyampaikan kebanggaan masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) kepada presiden, atas progres berjalannya ibu kota negara (IKN) Nusantara di Bumi Etam.
"Alhamdulillah hari ini saya bisa berkesempatan hadir ke Istana Merdeka menyaksikan momen penurunan bendera merah putih di upacara 17 Agustus 2022," kata Sultan Paser Jarnawi, Rabu (17/8).
Jika ada kesempatan bertemu dengan presiden atau pun pejabat pusat yang berkaitan langsung tugasnya dalam pembangunan IKN, Jarnawi akan menyampaikan pesan bahwa Kesultanan Paser bersama masyarakat, sangat menginginkan proses pembangunan IKN Nusantara di Kaltim bisa segera berjalan secepatnya dan tentunya lancar. Ini adalah momen kedua Sultan Paser bertemu Presiden Joko Widodo. Meskipun di agenda kedua ini tidak ada jadwal bertemu langsung.
Sebelumnya pada 31 Januari 2022 lalu saat kunjungan Presiden Jokowi ke Kaltim, dia mendapat momen berharga menyampaikan langsung sejumlah ide terkait pembangunan IKN.
Sultan Jarnawi juga memberikan gelar kehormatan kepada Presiden Jokowi berupa Kakah Demong Nata Negara atau Pemimpin Agung Tata Negara. Jarnawi mengaku sangat terharu dengan antusiasme presiden terhadap pembangunan IKN di Kaltim. Termasuk ide-ide yang disampaikannya.
"Alhamdulillah Presiden bahkan menyambut baik ide-ide kearifan lokal yang saya sampaikan," lanjut Politikus Partai NasDem itu.
Usulan tersebut diantaranya untuk gedung, sampai desain dan nama jalan di wilayah IKN nantinya. Bangunan Istana Kesultanan ada di dekat Istana Presiden. Jika tidak, maka kesultanan dan kearifan lokal Kalimantan akan tergerus oleh perkembangan zaman
Maksudnya tidak hanya kesukuan Paser yang ditonjolkan kearifan lokalnya, namun jika suku lainnya yang sudah lama bermukim di Kalimantan. Mulai dari Kutai, Banjar, dan lainnya seperti Jawa dan Bugis yang memang juga lama telah ada di Kalimantan.
Selain itu Jarnawi menginginkan ada kuota khusus untuk anak-anak Kalimantan di pemerintahan atau perusahaan yang beroperasi di IKN. Sehingga di bidang pemerintahan dan swasta, ada warga lokal Kalimantan yang turut andil dalam pembangunan.
Keinginan lainnya kesultanan lanjut dia ialah adanya Hutan Adat dan desa di sekitar yang harus dipertahankan oleh pemerintah pusat di kawasan IKN. Nantinya Hutan Adat itu bisa menjadi Cagar Budaya. Sehingga mempertahankan hutan asli Kalimantan seperti pohon Banggeris dan Ulin.
Termasuk untuk nama jalan di IKN, Jarnawi menginginkan nama kedaerahan tertulis. Semisal jalan Sepaku, Sotek, Kandilo, Telake dan lainnya yang ciri khas lokal. (Adv)