Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Anggota DPRD kota Balikpapan, Pantun Gultom melaksanakan kegiatan Reses masa sidang III tahun 2022, guna menjaring aspirasi masyarakat khususnya warga RT 10 Kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan, pada Minggu (30/10/2022).
Pada reses itu, berbagai aspirasi disampaikan warga RT 10 yakni perbaikan jalan, drainase, permasalahan sekolah dan pemasangan air bersih PDAM.
Ya, dimulai dari Nuhayati. Warga RT 10 Sepinggan Raya ini meminta agar drainase di lokasi segera diperbaiki, dikarenakan di wilayah tersebut sering kali banjir ketika hujan.
"Jadi setiap hujan, warga tidak bisa tidur karena sibuk mengamankan barangnya dari banjir," kata Nuhayati.
Kemudian Giran. Warga RT 10 ini meminta perhatian serius dari DPRD Balikpapan terkait jalan di lingkungannya yang sudah mencapai 60 persen mengalami kerusakan.
"Begitu juga dengan aliran air bersih yang tidak masuk daerah kami, sehingga sebagian warga masih menggunakan air pompa. Maka itu kami minta bapak DPRD untuk bisa memperhatikan usulan kami,"
tambah Giran.
Selanjutnya, Hardi perwakilan warga RT 10 yang mengeluhkan masalah zonasi sekolah dasar (SD). Pun begitu, untuk diterima masuk SD anak mereka harus berusia 7-8 tahun. Persoalannya, sekolah di daerah nya hanya memiliki SDN 007.
Dewan dapil Balikpapan Selatan, Pantun Gultom mengatakan, menurut ketua RT 10, permasalahan drainase sudah ada DED-nya sejak 2014. Oleh karenanya, pihak PU akan kembali mengkroscek DED itu. Kalau ada, sisa masalah penganggaran saja.
"Jadi saya akan mendukung itu, karena kita tidak ingin itu terulang kembali, kasihan warga disini kalau tenggelam. Jadi ini salah satu prioritas utama," jelas Pantun Gultom usai kegiatan reses.
Dia meneruskan, lahannya sudah ada, namun kemungkinan masih ada kendala dua lahan yang informasinya perlu dibebaskan. Tapi jangan karena kendala itu jadi mengorbankan banyak warga.
Kendati begitu, ia akan berupaya mengawal dan meminta ke pihak DPRD yang bermitra dengan Dinas PU, untuk bisa segera merealisasikan.
"Untuk masalah biaya bisa melalui anggaran multiyears, paling tidak ada progres untuk warga di daerah ini," harapnya.
"Begitu juga dengan masalah jalan. Dan alhamdulillah ada warga yang mau menghibahkan tanahnya seluas 1 meter untuk jalan, meski ada dua rumah yang masih bermasalah," sambungnya.
Sementara itu, Pantun turut prihatin mengenai penerimaan SD dengan jalur zonasi yang mempersyaratkan minimal usia 7-8 tahun.
Menurutnya, walau warganya tinggal di pusat kota, tapi kenyataannya mereka minim dapat fasilitas.
"Semoga saya bisa ketemu Pak RT dan warga, jika alami kesulitan yang sama. Tahun ajaran selanjutnya, jika masih ada kendala yang sama tolong saya dihubungi. Kasihan anak-anak kalau terlalu tua masuk SD," pungkasnya. (lex)