Kaltimkita.com, KUTAI KARTANEGARA - Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Totok Heru Subroto hadiri pembukaan Kegiatan kesiapan Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Muda menuju kompeten dan berdaya saing oleh Pemerintah Provinsi Kaltim, Senin (8/5/23) di Hotel Grand Fatma Tenggarong.
Membacakan Sambutan Bupati Edi Damansyah, Aisten III mengatakan Pemkab Kukar sangat mendukung kegiatan tersebut, yang selaras dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar, yakni “Meningkatkan kualitas layanan infrastruktur dasar dan konektivitas antar wilayah”, dan akan terus berupaya melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul menjadi salah satu program dedikasi yaitu Kukar Siap Kerja.
Program itu ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan fasilitasi kemitraan tenaga kerja secara terintegrasi. Mulai dari peningkatan kapasitas SDM tenaga kerja dengan membangun dan memperkuat Pusat Pelatihan Tenaga Kerja atau Vokasi di setiap zona wilayah (Hulu, Tengah, Pesisir) hingga fasilitasi akses kelapangan kerja (Job Market) dan kesempatan berusaha (entrepreneurship).
Ia menambahkan akselerasi pembangunan infrastruktur membutuhkan kualitas tenaga kerja konstruksi yang andal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim tahun 2021, tenaga kerja konstruksi sebanyak 99.993 orang masih didominasi pekerja tukang atau pembantu tukang.
Apabila ditarik rentang tahun 2020 hingga 2021, tenaga kerja konstruksi masih didominasi lulusan SD dan SMP, yakni sudah bersertifikat sebanyak 34.575 orang, terdiri dari tenaga ahli bersertifikat 9.917 orang (28,68%) dan tenaga terampil bersertifikat 24.658 orang (71.31%).
Dalam mengembangkan tenaga kerja konstruksi yang berdaya saing, permasalahan saat ini adalah terjadi gap/jarak sebesar 65,64%, antara jumlah pekerja konstruksi yang telah dan belum bersertifikasi, dengan komposisi dari tenaga ahli dan tenaga terampil, saat ini masih dominasi tenaga terampil.
"Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi tenaga konstruksi perlu mendapat perhatian, karena produktivitas SDM akan mempengaruhi kinerja pembangunan infrastruktur," ujarnya.
Kukar, sebagai Mitra IKN merupakan wilayah yang berdampingan langsung dengan Ibu Kota Baru (IKN) Nusantara. Tentu akan merasakan berdampak positif dalam pembangunan dan pengembangan kawasan IKN Nusantara.
Tenaga kerja konstruksi tidak hanya dituntut tangkas dan andal dalam mengerjakan pekerjaan lapangan, tetapi juga wajib memahami aturan mulai dari Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), hingga penggunaan teknologi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), untuk menghasilkan infrastruktur yang bermutu.
"Saya berharap dalam kegiatan ini mampu menjadi katalis peningkatan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang berdaya saing, umum di Kaltim dan khususnya di Kukar," tutupnya. (Ian)