Kaltimkita.com, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengambil langkah strategis untuk menghadapi ancaman serangan siber yang semakin masif dengan meresmikan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di tingkat kabupaten dan kota. Peresmian ini berlangsung pada Kamis (14/11/2024) di Crystal Ballroom Hotel Mercure, Samarinda, dan menjadi tonggak penting dalam memperkuat keamanan digital di wilayah Kaltim.
Sekretaris Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, dalam sambutannya menegaskan bahwa transformasi digital tidak hanya soal penerapan teknologi, tetapi juga menyangkut perubahan budaya kerja dan pembangunan infrastruktur.
“Transformasi digital dalam pelayanan publik adalah langkah besar yang harus diimbangi dengan perlindungan terhadap data dan sistem. Keberadaan TTIS menjadi wujud komitmen untuk menghadapi ancaman siber secara proaktif,” ujar Sri Wahyuni.
Kaltim, sebagai daerah dengan layanan publik berbasis digital yang semakin luas, menghadapi tantangan serius dalam melindungi data dan sistem dari serangan siber. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, M. Faisal, menyebut peresmian ini sebagai langkah nyata untuk meningkatkan ketahanan digital daerah.
“Keamanan siber membutuhkan kolaborasi, inovasi, dan kerja keras. TTIS adalah salah satu elemen penting dalam membangun ekosistem keamanan digital yang andal,” ungkap Faisal.
Faisal juga menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan serta pemutakhiran perangkat keras dan lunak untuk memastikan kesiapan tim menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Dr. Sulistyo, kepala Diskominfo dari seluruh kabupaten/kota, dan Wakil Bupati Kutai Barat, Edyanto Arkan.
Kepala Diskominfo Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Ronny Bonar Hampnangan Soburian, menyatakan bahwa Pemkab Kutim mendukung penuh pembentukan CSIRT sebagai bagian dari upaya meningkatkan pertahanan digital.
“Kami akan memperkuat sumber daya manusia di bidang teknologi informasi, memperbarui perangkat teknologi, dan memperkokoh sistem pertahanan siber,” ujar Ronny, yang hadir mewakili Pjs Bupati Kutim.
Semeentara, Deputi Dr Sulistyo dari BSSN menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menciptakan mekanisme tanggap insiden yang efisien.
“Ekosistem keamanan siber harus dibangun dengan pendekatan kolaboratif, melibatkan berbagai instansi pemerintah dan pihak terkait,” jelasnya.
Dengan peresmian TTIS ini, Kalimantan Timur menjadi salah satu provinsi yang menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi ancaman keamanan siber. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam melindungi data publik, memastikan keberlanjutan layanan berbasis teknologi, serta membangun infrastruktur digital yang tangguh dan inovatif.(Adv)