Kaltimkita.com, KUTAI KARTANEGARA – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melakukan percepatan penurunan stunting di 20 kecamatan menoreh prestasi membanggakan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Tepat pada Senin (18/11) lalu, Kukar mendapat peringkat terbaik kesatu penilaian kinerja aksi konvergensi percepatan penurunan stunting se-Kaltim, mengalahkan Sembilan kabupaten dan kota lainnya.
Plakat dan Piagam penghargaan diberikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim Sri Wahyuni kepada Asisten II Setkab Kukar Ahyani Fadianur Diani, di Ruang Odah Etam Kantor Gubernur Provinsi Kaltim Samarinda.
Yang dirangkai dengan penandatangan komitmen bersama terkait Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Sri Wahyuni menyebut, sanitasi menjadi salah satu permasalahan utama dalam penanganan stunting. Perilaku hidup bersih adalah kunci optimal untuk tumbuh kembang anak di lingkungan yang sehat.
“Kita berharap komitmen kepala daerah dalam kegiatan aksi dan intervensi dari perangkat daerahnya. Kita perlu komitmen, karena 2030 Kaltim sudah bebas dari buang air besar sembarangan,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi capaian para penerima penghargaan dan berharap seluruh kabupaten/kota terus berkomitmen menangani percepatan penurunan stunting di wilayah masing-masing.
“Kita berharap intervensi terhadap persoalan ini, untuk menurunkan angka percepatan penanganan stunting,” sambungnya
Sementara itu, Asisten II Setkab Kukar Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ahyani Fadianur Diani menyebut Kukar telah meraih penghargaan serupa sebanyak dua kali. Ini merupakan hasil kerja keras, komitmen dan keseriusan dari Tim Percepatan Penanganan Stunting.
Dan selama melakukan proses penanganan stunting ini bukan hal yang baru bagi Pemkab Kukar. Baik dari sisi dari kecamatan hingga desa, terus yang berpartisipasi di dalam kegiatan ini. Ia juga mengapresiasi sektor dunia usaha di seluruh kecamatan yang ada di Kukar, yang juga terus membantu dalam penanganan stunting di wilayah kerja masing-masing.
“Sumbangan dari pihak swasta ataupun perusahaan di sekitar desa/kelurahan masing-masing. Ini yang mempercepat proses kegiatan penanganan stunting,” tandasnya. (ian)