Tulis & Tekan Enter
images

Penyediaan Air di IKN dan Daerah Penyangga

Oleh: Dr. Isradi Zainal

Rektor Uniba, Direktur Insurin

Di tahun 2019, Ketika pertama kali IKN akan dipindahkan ke Kaltim, hal pertama yang termasuk menjadi pertanyaan sejumlah pihak adalah bagaimana ketersediaan air di IKN. Bukankan Balikpapan dan daerah lain sekitar IKN kadang kadang kekurangan air ?

Sebagai seorang Insinyur yang saat itu selaku Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kaltim, sekjen Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI) dan Dekan FT Uniba, merasa bertanggung jawab untuk mencari tau bagaimana memecahkan masalah air di IKN dan daerah sekitarnya yang tentunya saat IKN pindah akan menyebabkan pertambahan penduduk di IKN dan sekitarnya khususnya daerah penyangga.

Di tahun 2020, kami sempat mendiskusikannya dengan Ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Danis Sumadilaga yang kebetulan menjadi Ketua Satgas Pelaksanaan Infrastruktur IKN dan mantan Dirjen Cipta Karya. Saat itu beliau menyampaikan bahwa masalah air di IKN dan sekitarnya akan diatasi dengan memanfaatkan air permukaan yang cukup melimpah di IKN dan sekitarnya, baik dari air sungai maupun air hujan. Khusus untuk IKN dan Balikpapan akan di bantu dengan Bendungan Sepaku Semoi yang ada di Sepaku Penajam Paser Utara (PPU).

Di awal tahun 2021 pada saat kami sudah menjadi Rektor Universitas Balikpapan (Uniba), kami juga mendiskusikannya dengan sejumlah Rektor via zoom sekaligus Mou, diantaranya Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Institut Teknologi Kalimantan (ITK),dll. Solusinya adalah bahwa selain mengandalkan air permukaan sebagai sumber air, disarankan juga agar kedepan dengan memanfaatkan Teknologi untuk mengelola air laut menjadi air tawar dan air minum.

Di pertengahan tahun 2021, kami juga sempat mendiskusikannya (bincang bincang) dengan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, dimana saat hadir juga sejumlah Dirjen termasuk sejumlah Kepala Balai di Kaltim yang difasilitasi oleh Bapak Danis Sumadilaga di salah satu hotel di Balikpapan dengan cukup santai

Pak Basuki saat itu menyampaikan bahwa untuk IKN sudah direncanakan sejumlah Bendungan hingga tahun 2045 diantaranya Bendungan Sepaku Semoi, Bendungan Batu Lepek, Bendungan Selamayu, Bendungan Syifaq, dll termasuk in take Sepaku dan sejumlah Embung.

Menurutnya Menteri yangvdoyan kerja ini, Pembangunan Bendungan akan dilakukan bertahap. Beliau bahkan menyampaikan bahwa ke depan air dari bendungan akan diolah untuk bisa langsung di minum.

Pada tahun 2022, saat masih menjadi Tim ahli Tim transisi IKN, kami hampir selalu aktif dengan segala pembahasan mengenai IKN Nusantara, salah satunya diskusi tentang air di IKN dan Kaltim.

Diskusi yang dihadiri Oleh Wakil Kepala Otorita IKN Donny Rahajoe, sejumlah Deputi, Ketua bidang sosial, budaya dan permberdayaan Masyarakat, Tim ahli Tim transis IKN berpendapat bahwa skema penyediaan Air yang dirancang oleh kementerian PUPR cukup untuk IKN, namu perlu juga dipikirkan daerah Penyangga lainnya termasuk Kaltim. Salah satu masukan dari peserta diskusi adalah dengan pemanfaatan Sungai Mahakam sebagai sumber air.

Jadi pemanfaatan sungai mahakam sebagai sumber air diharapkan bukan hanya untuk IKN dan daerah penyangga tapi juga untuk Kaltim secara keseluruhan. Jadi perlu sinerjitas antara semua wilayah di Kaltim untuk sama sama memperjuangkannya. Jangan berjuang sendiri sendiri karena biayanya tidak kecil. Biaya ini selalu menjadi kendala Ketika akan memanfaatkan sungai mahakam sebagai sumber air, meskipun Secara Studi kelayakan memenuhi syarat untuk dilakukan.

Semestinya Pemerintah Indonesia tidak menjadi kan alasan biaya yang dianggap mahal dalam mengelola air di sungai Mahakam. Hal ini karena Kaltim berkontribusi sangat besar untuk negara, khususnya terkait hasil bumi. Selain itu Kaltim yang miskin dengan air tanah, perlu dibantu dengan air permukaan yang melimpah di Kaltim. (*)


TAG

Tinggalkan Komentar