Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Head Office Construction (HOC) PGN Solution Jonatha Eka Saputra menyebut sudah menggelar pertemuan dengan pemilik rumah, Ketua RT 25, Ketua LPM Muara Rapak. Hasilnya, perusahaan akan mengganti semua kerusakan dan kerugian yang diderita warga.
“Kami akan bertanggung jawab dan mengganti kerugian yang diderita oleh warga. Pun dengan material lumpur yang masih berceceran akan dibersihkan sehingga tak mengganggu aktifitas warga,” kata Jonatha.
Merembesnya air dan lumpur, kata Jonatha memang jadi salah satu resiko yang mungkin muncul saat instalasi pipa dengan metode horizontal directional drilling alias metode pemasangan pipa tanpa parit. Dia juga mengaku sudah melalukan sosialisasi kepada warga sebelum proyek dikerjakan.
“Lokasi rendah memang beresiko seperti ini. Tapi kami sudah siapkan upaya untuk menanggulangi,” kata Jonatha.
Meski punya resiko merembes, namun, secara umum metode ini dinilai lebih aman saat diplikasikan ke daerah yang padat penduduk. “Kalau metode galian terbuka (dengan parit) dipastikan justru membuat macet dan mengganggu jaringan utilitas (pipa pdam, kabel FO) yang sudah ada. Makanya kami memilih metode HDD meski lebih mahal,” kata dia.
Soal adanya air yang keluar dari permukaan tanah, Jonatha menyebut itu merupakan material yang digunakan dalam instalasi pipa. Saat didesak, material yang disebut bentonite tersebut memang akan mendesak dan mengisi lapisan tanah yang kosong atau lemah sebelum mengeras.
Sebagai informasi, proyek instalasi pipa gas ini membentang sepanjang 70 kilometer lebih dari kawasan Handil, Muara Jawa, Kukar menuju kilang minyak milik Pertamina. (*/bie)