Catatan Rizal Effendi
GUBERNUR Kaltim Dr Isran Noor dapat dukungan besar dari Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Jamaluddin Jompa (JJ). Itu terungkap dalam sambutan pengantar kuliah umum yang disampaikan Isran di depan sivitas akademika Unhas di Kampus Tamalanrea, Makassar, Kamis (26/1) kemarin.
Isran diberikan jamuan istimewa di dalam kampus. Dia disediakan makanan khas coto Makassar, pallubasa, ikan bakar, dan sarabba. “Kami benar-benar dijamu dan disambut hangat,” kata Yayan Aliansyah, yang mendampingi Gubernur.
Meskipun yang dihadirkan dalam kuliah umum terbatas, Rektor JJ menegaskan keluarga besar Unhas sangat mengapresiasi kesediaan Gubernur Isran datang. Bahkan disertai Wagub Hadi Mulyadi dan delegasi yang banyak. “Mohon maaf ini hanya terbatas. Kalau hadir semua 45 ribu mahasiswa, Stadion Bung Karno saja tidak cukup,” jelasnya.
Setidaknya ada tiga hal yang menjadi catatan Rektor JJ terhadap sosok Isran. Pertama, ia menilai Isran termasuk tipe pemimpin yang tidak berjarak. Gubernur sangat friendly. “Waktu saya temui di Balikpapan saya tak sempat ganti baju. Masih pakai kaus, ternyata Pak Isran jauh lebih santai,” katanya. Itu sangat baik untuk seorang pemimpin dan memudahkan komunikasi kepada siapa saja.
Kedua, dia tidak meragukan kapasitas Isran sebagai tokoh dan gubernur. Apalagi Isran adalah ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Dia sudah melihat langsung kepiawaian Isran dalam berbagai forum dan media, bahkan ketika ada program source coding di Prancis.
Ketiga, meskipun dikatakannya dia tak begitu senang bicara politik, toh sebagai orang kampus dia tentu juga berhak membicarakan konstalasi politik pada saat ini. Dia sepakat perlu ada tokoh baru dan penyeimbang dari Timur di antara tokoh-tokoh yang sudah muncul di Tanah Air terutama dari Jawa. Rektor menyebut salah satu tokoh dari Timur itu adalah Gubernur Isran Noor. “Ini adalah harapan kita,” kata Rektor, yang mendapat applaus dari sivitas akademika.
Dalam kesempatan itu, Rektor menyatakan Unhas sangat bersemangat menyambut kehadiran IKN. “Itu sudah harga mati, tidak perlu dipertentangkan lagi. Rasanya semangat kami bisa melebihi Kaltim,” katanya setengah bercanda.
Prof JJ baru saja mengunjungi lokasi IKN dalam kaitan dengan Rakernas Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Balikpapan. “Kalau ada yang betul pernah ke lokasi IKN silakan berfoto dengan Pak Gub, biar gampang masuknya ke lokasi,” kata Rektor, yang sempat berkeliling seperti presiden.
Wagub Hadi Mulyadi mengajak selfie bersama Rektor Unhas, Gubernur Isran dan Ketua Senat Unhas Prof Baharuddin.
Dikatakannya, Unhas berencana segera membangun kampus Unhas di sekitar lokasi IKN. “Besar kecilnya tergantung dari Pak Gub. Tapi apa pun kami segera mewujudkannya. Ini juga menjadi kewajiban alumni Unhas yang banyak di Kaltim termasuk Wagub Hadi Mulyadi,” kata Prof JJ.
Hadi Mulyadi adalah salah seorang alumnus kebanggaan Unhas di Kaltim. Dia menyelesaikan S1-nya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) serta magister sains Ilmu Ekonomi Pasca-Sarjana Unhas tahun 2004.
DEMI PEMERATAAN
Dalam acara yang dipandu Dr Sawedi Muhammad, Gubernur Isran seperti biasa mengawali pembicaraan soal stunting. “Ini podiumnya bagus, cocok untuk orang stunting, pendek seperti saya,” katanya, yang disambut gerr undangan.
Masalah stunting lagi hangat. Presiden Jokowi baru saja membuka Rakernas Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (25/1). “Hati-hati dengan stunting,” kata Isran sambil memperkenalkan anggota timnya.
Selain Wagub, dia menyebut ada Kadis Dikbud M Kurniawan, Prof Nana Zulkarnaen, Komisaris Perusda Zaenal, Prof Jafar Haruna, Dr dr Sofyan Hasdam, Yayan Aliansyah, Adrian Hakim, dan Wahyudi Manaff, sekretaris IKA Unmul.
Bersama civitas akademika Unhas.
Sambil bercanda, Isran juga menyebut dr Rini Rahmawati dari Unhas yang bertemu dia di Kedutaan Amerika Serikat Jakarta. “Saya sempat ikut mobilnya dan bilang mau melamar pekerjaan,” katanya tertawa.
Berkaitan dengan pembangunan IKN, Isran menegaskan bahwa hal ini sangat penting dan krusial bagi Indonesia. “Bapak Presiden selalu menyatakan pemindahan ibu kota itu adalah sebuah transformasi peradaban yang di dalamnya ada transformasi pembangunan ekonomi yang berkeadilan, dalam tanda petik relatif pemerataan,” jelasnya.
Ia menggambarkan betapa ketimpangan dan kesenjangan terjadi selama ini. Pembangunan infrastruktur hanya tertumpu di Pulau Jawa, demikian juga dana pembangunan yang dialokasikan Pemerintah Pusat terdistribusi tidak merata.
Dalam revisi UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah tahun 2021, Isran sempat mengusulkan agar terjadi pemerataan ke seluruh wilayah, maka perlu mengubah struktur anggaran di APBN. “Bagaimana kalau anggaran 70 persen dikelola Pusat dan 30 persen daerah dibalik, agar kapasitas keuangan daerah lebih kuat dan merata,” jelasnya.
Isran melihat pemindahan ibu kota ini menjadi momen penting untuk mengatasi kesenjangan dan ketimpangan yang kita rasakan. Dengan IKN, maka pembangunan Indonesia-sentris bisa lebih terwujud.
Menyinggung soal rencana pembangunan kampus Unhas di sekitar IKN, Gubernur menyatakan tidak masalah. Karena memang sudah disiapkan lahannya untuk perguruan tinggi. “Tinggal cepat-cepatan dan prodi yang dibuka harus berkualitas,” tandasnya.
Isran juga sempat menyinggung masalah politik di mana pemilihan presiden hanya ditentukan oleh partai. Harusnya banyak melibatkan masyarakat. “Masa penduduk 270 juta hanya satu dua orang saja,” ujarnya. Jauh dibanding dengan negara lain. Karena itu harus banyak dicari pemimpin yang banyak punya gagasan.
Sejumlah pertanyaan diajukan sivitas akademika Unhas kepada Gubernur. Termasuk isu lingkungan di IKN. Gubernur dengan tangkas menjawabnya. Bahwa IKN tidak seperti yang dikhawatirkan segelintir orang karena salah satu konsepnya adalah forest city. Hanya sebagian wilayah yang dibangun untuk infrastruktur IKN. Sedang sebagian besar dipulihkan kembali menjadi hutan alam.(*)