Tulis & Tekan Enter
images

Retribusi Parkir dan Pajak MBLB Jadi Sorotan Banggar

KaltimKita.com, TANA PASER - Target pendapatan daerah dengan realisasi pada 2022 berjalan baik. Dari target Rp 2,5 triliun dan realisasi Rp 3,2 triliun. Dari banyak sektor pendapatan daerah yang mayoritas naik, ada beberapa yang turun dan menjadi sorotan DPRD.

Diantaranya adalah pajak parkir. Pajak yang pendapatannya dikelola oleh pihak ketiga ini disayangkan mengapa sampai turun.

Anggota DPRD Paser Ikhwan Antasari mengatakan pajak parkir ini jadi perhatian khusus. Padahal sudah banyak terlihat juru parkir pihak ketiga dan titik lokasi yang dikenakan wajib parkir.

"Kami harap pada 2024 nanti target harus lebih tinggi dan juga realisasinya mengikuti," kata Ikhwan, Rabu (5/4/2023).

Ikhwan juga menyoroti minimnya pendapatan dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) yang nilainya tidak terlalu signifikan. Padahal pada 2022, material sudah jelas naik harganya. Seharusnya ini berdampak pada lonjakan pendapatan dari sektor ini.

"Kami ingin mengetahui rincian pendapatan dari MBLB ini, seperti dari pasir berapa, batu berapa dan lainnya," kata Ikhwan.

Ketua komisi I DPRD Paser Hendrawan Putra mengatakan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Paser perlu memilah apa saja pendapatan dari MBLB tersebut, sehingga DPRD bisa mengukur mana sektor yang paling besar memberikan kontribusi buat daerah. "Mohon dirapat selanjutnya diperlihatkan rincian lebih detail pendapatan dari berbagai sektor MBLB itu," katanya.

Anggota DPRD lainnya Muhammad Saleh menyoroti masih longgarnya parkir di Pasar Senaken. Sementara di sana potensi pendapatan bisa jauh lebih besar. Pintu masuk dan keluar masih dilalui semena-mena oleh pengunjung. "Belum lagi di belakang pasar ada jalan masuk dari pemukiman warga," kata Saleh.

Masukan dari OPD terkait akan jadi acuan kebijakan DPRD dalam penetapan pajak daerah pada 2024.

Kepala Bapenda Paser Ali Nour Muhammad mengatakan sumber terbesar pendapatan asli daerah masih dari BPHTB. Sektor ini tiap tahun diakui belum bisa flat pendapatannya. Contoh beberapa perusahaan yang memiliki HGU, berbeda-beda masa kontraknya.

"Sementara untuk sektor MBLB, pengusaha batu pecah yang paling besar memberikan kontribusi pemasukan ke daerah," kata Sekretaris Bapenda Ibrahim. (Adv)


TAG

Tinggalkan Komentar