Tulis & Tekan Enter
images

Meninjau lokasi Masjid Raya IKN

Saat Mahfud Ragukan IKN

Catatan Rizal Effendi

SEPERTINYA gerah dengan urusan transaksi mencurigakan sebesar Rp 349 triliun di Jakarta, Menko Polhukam Prof Mahfud MD terbang ke Balikpapan, Kamis (13/4) lalu. Di kota ini dia cuma ikut bermalam. Sebab tujuan utamanya ke lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim.

Menarik juga kunjungan Mahfud ke IKN. Maklum wajahnya hampir tiap hari menghiasi layar TV dan jadi viral di media sosial. Sebagian besar memuji dan mendukung sepak terjang tokoh asal Sampang, Madura ini, yang berani membongkar dan menguliti tindakan lancung dari sejumlah aparat terutama berkaitan dengan masalah korupsi. Ucapannya soal korupsi terjadi di mana-mana menjadi viral.

Ini kunjungan pertama Menko Polhukam. Dia belum pernah ikut rombongan Presiden Jokowi yang sudah berkali-kali ke lokasi IKN. Malah Presiden sudah dua kali bermalam. Tapi kedatangan Mahfud menjadi istimewa. Selain melihat perkembangan pembangunan infrastruktur IKN, dia juga menghadiri peringatan Nuzulul Quran di sana.

Ke Titik Nol IKN

Peringatan turunnya Kitab Suci Alquran itu sengaja diadakan Kepala Otorita IKN Bambang Susantono di Masjid Al-Ikhwan, yang dibangun di lokasi hunian pekerja konstruksi IKN. Jamaahnya staf Otorita, tokoh adat dan ulama setempat serta para pekerja konstruksi. Hadir juga Menteri PUPR Basuki Hadimulyono dan Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni. Sedang penceramah secara khusus didatangkan imam besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar, yang pernah menjadi Wakil Menteri Agama.

Dengan wajah ceria, Mahfud mengungkapkan betapa bersejarahnya peringatan Nuzulul Quran 1444 Hijriah di lokasi IKN. Karena itu peringatan pertama yang digelar. Presiden Jokowi sendiri baru akan menggelar acara peringatan pertama tahun depan, yaitu pada acara HUT ke-79 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2024.

“Kepala Otorita IKN Pak Bambang Susantono sambil bergurau mengatakan kepada saya, besok-besok mungkin akan ada peringatan serupa di ibu kota ini dengan peserta puluhan atau bahkan ratusan ribu orang. Tapi tidak akan pernah ada lagi yang pertama, kecuali pada hari ini,” kata Mahfud, yang langsung mendapat aplaus dari jamaah.

Lalu ia menuturkan kisah inspiratif tentang perjuangan Nabi Muhammad SAW ketika membangun kota suci Madinah setelah Nabi melakukan hijrah dari Makkah. Alasan Nabi hijrah karena Makkah sudah tidak kondusif untuk menebarkan dakwah.

Foto bersama pada peringatan Nuzulul Quran di lokasi IKN

Saat itu Nabi mengumpulkan para tokoh dan pemuka dari berbagai agama. Kemudian mengumumkan bahwa dirinya akan membangun kota Madinah sebagai kota yang inklusif dan kosmopolit, yang menghargai kesamaan hak warga dari berbagai agama dan suku yang berbeda-beda.

“Itulah yang pertama kali yang dilakukan Nabi Muhammad, membuat deklarasi ketika awal membangun kota Madinah, yang kita kenal dengan istilah Piagam Madinah,” kata Mahfud.

MERASA TAKJUB

Walaupun tidak sama latar belakangnya, Mahfud sepertinya ingin menegaskan bahwa pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Sepaku juga bertujuan baik karena kondisi Jakarta yang sudah tidak kondusif lagi. Mulai alasan kepadatan penduduk, aspek lingkungan sampai soal pemerataan pembangunan, seperti sering dijelaskan Presiden Jokowi.

Tapi secara jujur Mahfud mengakui dia tadinya termasuk orang yang tidak begitu yakin bahwa pembangunan IKN bisa berjalan dengan baik. “Sampai pagi tadi, saya termasuk orang yang agak ragu, ini pembangunan bisa berjalan apa enggak,” katanya kepada awak media.

Perasaan itu, kata dia menjadi berubah setelah melihat langsung dengan mata kepala sendiri perkembangan pembangunan IKN. Ia mendapatkan penjelasan yang detail dari Menteri PUPR yang bertanggung jawab langsung dalam pembangunan infrastruktur bersama Kepala Otorita IKN.

“Baru jadi 8 sampai 12 persen saja, saya sudah merasakannya sangat indah dan menakjubkan. Apalagi nanti kalau sudah jadi, ya taruhlan 50 persen misalnya, itu sudah jadi kota beneran. Tinggal nanti 100 persen sambil dikerjakan bersama-sama, insya Allah kita mempunyai ibu kota yang baik,” tandasnya.

Menurut Menko Polhukam, IKN tidak saja menjanjikan suasana kenyamanan fisik, tetapi juga menjadi simbol pemantapan spiritualitas dan religiulitas. “Di sini terdapat bangunan yang indah. Untuk berbagai unit kegiatan pemerintah, kemudian ada sebuah area rumah ibadah yang terdiri dari semua penganut agama yang hidup di Indonesia. Ada masjid, ada pura, vihara, klenteng, ada gereja dan kemudian ada lapangan yang sangat indah,” jelasnya.

Dengan demikian dia meyakini bahwa IKN bisa menjadi salah satu kota terbaik di dunia. Ia berharap program pembangunannya terus meningkat dan berjalan lancar. Tentu dibarengi dan didukung profesionalitas dan kedisiplinan semua pihak.

Bersama Prof KH Nasaruddin Umar, Mahfud sempat meninjau langsung lokasi yang bakal dijadikan kompleks rumah ibadah semua agama. Ini mengingatkan semangat dan program Presiden Soekarno ketika membangun Masjid Istiqlal Jakarta, yang berdekatan dengan Istana Merdeka serta Gereja Katedral dan Gereja Immanuel.

Bersamaan dengan kunjungan Mahfud ke IKN, juga berlangsung seminar pembangunan dan desain kawasan rumah ibadah di IKN dengan menampilkan tiga pembicara yaitu Ardi Jahya (pemenang sayembara PT Airmas Asri), Mei Mumpuni (pemenang sayembara PT Wahana Reka Tekindo) dan Andre Kusprianto (pemenang sayembara dari konsorsium APTA, SHAU & Studio Cilaki Empat Lima).

Ada sambutan dari Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Budi Yulianto dan keynote speech Ir Mia Amalia, Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan Otorita IKN.

Sejumlah pekerja konstruksi IKN mengaku senang mendapat kunjungan dari Menko Polhukam Mahfud MD. “Tadinya kita cuma lihat di tv. Beliau sangat baik dan berani. Saya dukung kalau jadi capres atau cawapres 2024 nanti,” kata pekerja itu bersemangat.

Dalam proses pencapresan 2019, Mahfud sempat menjadi calon kuat mendampingi Jokowi. Bahkan digambarkan sudah membuat baju pencalonan. Namun di detik terakhir namanya tergeser dengan ditetapkannya Prof KH Ma’aruf Amin.

Belakangan ini nama Mahfud disebut-sebut kembali sangat cocok mendampingi Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan sebagai cawapres. Bahkan ada yang mendukung sebagai capres. Tapi dia menjawab dengan santai kepada wartawan. “Baguslah, itu bunga-bunga demokrasi saja,” katanya beberapa waktu lalu.(*)

 

 

 

 


TAG

Tinggalkan Komentar