KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia (APSSI) Balikpapan terus membuktikan program kerjanya berjalan. Salah satunya dengan menggelar kursus Lisensi D.
Ya kursus kepelatihan oleh mantan pemain kawakan Marwal Iskandar ini diikuti 30 pelatih sekolah sepak bola (SSB) di Balikpapan, 6-12 Agustus 2023.
Ketua APSSI Balikpapan Sukisno mengatakan kursus kepelatihan ini menjadi program utama. Tentunya demi meningkatkan kualitas para pelatih di SSB Balikpapan. Sehingga, program pembinaan usia muda bisa berjalan dan melahirkan pemain berkualitas.
Di sisi lain, kata mantan manager Persiba Balikpapan ini agar para orang tua tidak ragu untuk mendaftarkan anak-anaknya di SSB.
“Dengan mengantongi lisensi resmi, diharapkan SSB yang ada di Balikpapan semakin dipercayai oleh masyarakat,” kata Sukisno seusai penutupan, Sabtu (12/8/2023).
Tak hanya lisensi D, ia mengaku ke depan juga akan menggelar kursus lisensi C AFC di Balikpapan. Program-program ini dilakukan dengan harapan pelatih berkualitas dari Kota Minyak bisa bermunculan. Sehingga mereka bisa kembangkan hingga ke klub profesional.
“Sedang dikomunikasikan dengan PSSI. Target kami pelatih Balikpapan juga dapat mengantongi lisensi paling tinggi,” harapnya.
Sementara, Marwal Iskandar yang bertindak mengaku senang dapat berbagi ilmu dengan para pelatih asal Balikpapan. Ada sejumlah materi yang diberikan dan wajib dipahami oleh para pelatih. Terutama bagi mereka yang fokus terhadap pembinaan.
Ya, filosofi sepak bola Filanesia, kata dia perlu dipegang. Sehingga pada program usia dini pelatih memahami fokus masing-masing usia.
Misal usia 6-9 tahun adalah fase kegembiraan. Fase selanjutnya, yakni 10-13 tahun adalah perkenalan teknik.
Pada usia 6-9 tahun, mantan pemain Persebaya Surabaya ini mengatakan merupakan fase menumbuhkan kecintaan kepada sepak bola. Setelah itu barulah mereka diasah dengan teknik individu maupun kolektif.
Pun di usia 10-13 tahun tahun, tahapnnya panjut dia bagaimana melatih tentang teknik yang bagus. Baik secara individu maupun tim.
“Di fase 14-17 tahun, juga ada tahapannya. Bagaimana mereka diajarkan tentang bermain secara kolektif tim. Pola pikir seperti ini perlu ditanamkan melalui tahapan dan fase. Karena tujuannya bagaimana menciptakan pemain yang bagus. Pondasi dalam sepakbola harus ada dan Indonesia sudah ada filosofi filanesia,“ jelas Ketua APSSI Sulsel ini. (and)