KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba) terus melakukan penjajakan kerja sama ke berbagai stake holder. Salah satunya yang dilakukan baru-baru ini kepada beberapa pihak. Yakni Pengcab ESI Balikpapan, komunitas TDA, SMA IT Auliya serta Universitas Terbuka.
Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Poltekba, Candra Irawan ST., M.Si mengatakan kerja sama ini sesuai dengan tema yang diusung yakni akselerasi Poltekba sebagai kampus kolaborasi.
“Kerja sama ini dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya manusia, perekrutan tenaga kerja dan pengembangan pendidikan,“ kata Candra Irawan ST., M.Si.
Ya kerja sama ini dilakukan sebagai bentuk konsep dari merdeka belajar kampus merdeka. Konsep MBKM ini yaitu para lulusan wajib bisa mengimplementasikan tiga hal yaitu siap bekerja sesuai kompetensi, lanjutkan studi tingkat tinggi dan berwirausaha.
Dari kelima mitra yang saat ini sudah MoU, kata Candra untuk komunitas Tangan Diatas (TDA) agar bersangkutan memberikan masukan ke mahasiswa dalam hal berwirausaha.
Kenapa seperti itu, lanjutnya karena Poltekba ada dua program yang sedang dilaksanakan dari kementerian. Pertama program kreatif mahasiswa bidang kewirausahaan dan program wirausaha. Termasuk kurikulum MBKM, dimana kurikulum ini mahasiswa bisa belajar di luar kampus diantaranya bidang wirausaha.
”Berharap dengan adanya MoU bersama komunitas TDA, bisa memberikan dan masukan bahkan mengawal mahasiswa yang sudah berwirausaha untuk sukses,“ jelasnya.
Untuk Universitas Terbuka dan SMA IT Auliya, dikatakan karena sesama perguruan tinggi tentu demi meningkatkan perkembangan pendidikan dan riset kolaborasi.
Terkhusus SMA IT Auliya, meminta ke Poltekba agar bisa memberikan pendampingan dalam menjadi SMK Pusat Keunggulan. Mengingat kampus vokasi Kota Minyak ini di 2021 sudah melakukan pendampingan ke enam sekolah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
”Mudahan MoU ini bisa berubah menjadi MoA. Supaya bisa lebih teknis dan lebih rinci dalam menerapkan kerja sama,“ ujarnya.
Selain ini, dikatakan rencananya di Februari ini juga akan mengumpulkan semua industri yang sudah bekerja sama. Hal ini dalam rangka mempersiapkan job training.
Kedua, kata dia mempersiapkan tenaga dosen dari dunia industri. Karena terkait indikator kinerja utama dan perjanjian kerja antara direktur dan kementerian yakni sekitar 30 persen dari pusat industri.
“Jadi pertemuan nanti juga bagaimana industri yang belum MoU bisa segera dilaksanakan dan yang MoU bisa ditingkatkan ke MoA. Karena di kementerian yang dinilai MoA nya,” pungkasnya. (and)