Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Setelah beberapa hari yang lalu membuka sekolah lapang Meteorologi Penerbangan selama tiga hari berturut-turut, kali ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali menggelar pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2022, Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, di Aula Jabal Nur Embarkasi Haji Balikpapan, pada Senin (28/3/2022).
Acara yang hanya berlangsung sehari ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari perkumpulan nelayan Kota Balikpapan. Juga dihadiri Anggota Komisi V DPR-RI Dr. H. Irwan, S.IP., M.Si, Kepala Pusat Meteorologi Penerbagan BMKG, Edison Kurniawan, S.Si, M.Si, Kepala BMKG Balikpapan Erika Mardianti S.Kom, M.Si, Perwakilan Pemerintah Kota Plt. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Zulkifli, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Balikpapan Kolonel Rasyid Al Hafids, dan Dinas serta Stakeholder terkait.
Kepala Pusat Meteorologi Penerbagan BMKG, Edison Kurniawan, S.Si, M.Si, menjelaskan tujuan diadakan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada nelayan demi menunjang keterampilan dalam menerima informasi cuaca dari BMKG.
Kepala Pusat Meteorologi Penerbagan BMKG, Edison Kurniawan, S.Si, M.Si
"Kami berharap dengan adanya informasi cuaca dan iklim, tentunya masyarakat nelayan bisa terbantu pada saat melaut, dikarenakan terus mengikuti kondisi cuaca yang update dari BMKG, demi menjaga keselamatan. Apalagi diketahui cuaca sedang tidak baik. Serta dapat meningkatkan kemampuan pendapatan ekonomi," kata Edison Kurniawan saat diwawancara media.
Kemudian, lanjut dia, dengan kegiatan ini diharapkan terjadinya tukar-menukar informasi dan pengalaman bagi nelayan. Serta ditunjangnya dengan kemajuan teknologi yang saat ini sedang dikembangkan BMKG, tentunya sangat mendukung peningkatan hasil tangkap nelayan.
"Karena memang Provinsi Kaltim ini khusus produksi perikanan di sektor kelautan, menjadi salah satu primadona terutama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat," sambungnya.
Edison menyadari, saat ini memang informasi yang di sampaikan BMKG itu mungkin masih menggunakan bahasa-bahasa yang teknis dan sulit dimengerti oleh para nelayan.
"Dengan kegiatan ini, kami akan memberikan informasi yang lebih baik lagi, bagaimana agar mereka bisa memahami, dengan menginterpretasi dari informasi cuaca dan iklim yang dipersiapkan oleh BMKG," bebernya.
Edison menerangkan, bahwa pergelaran pembukaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Provinsi Kalimantan Timur ini, sudah dilakukan sebanyak tiga kali di Kota Balikpapan.
Untuk itu para alumni yang sudah mengikuti kegiatan terus menerus, kami harapkan bisa berbagi pengalaman, dan meneruskan informasi meteorologi yang disampaikan oleh BMKG dapat disampaikan kepada masyarakat," harapnya.
Edison menambahkan, saat ini BMKG terus mendorong agar pihak Pemerintah, Stakeholder dan Swasta untuk bisa mendukung kegiatan tersebut.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi V DPR-RI Dr. H. Irwan, S.IP., M.Si jelas mendukung program ini, apalagi dijelaskannya, bahwa kegiatan ini adalah aspirasi dari anggota Komisi V DPR-RI. Sejak tahun 2020 kegiatan ini diselenggarakan di Kaltim, dan pada 2022 ia arahkan ke Balikpapan yang merupakan penyanggah IKN.
"Kalau sudah mau jadi penyanggah IKN, pasti
otomatis akan berpengaruh terhadap kebutuhan tangkapan ikan di sini yang juga ikut meningkat. Untuk itu para nelayan ini tentu harus ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya," ujar Irwan.
"Masyarakat perlu dijamin pengetahuan terkait keselamatan mereka, walau sebenarnya mereka sudah berpengalaman dan ada ilmunya secara tradisional tetapi dengan sekolah hari ini, akan semakin meningkatkan dan menjamin keselamatan serta peningkatan hasil. Karena kami semua mau jaga nelayan kita," tambahnya.
Selain itu, Irwan mengatakan nelayan Indonesia harus memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) sendiri-sendiri, sehingga tidak bergantung dengan SPBU.
"Butuhnya penambahan SPBN lagi, guna dapat mendukung nelayan dalam melaksanakan aktivitasnya. Karena kalau tidak ada solar, nelayan tidak melaut, pasti terasa efeknya ke masyarakat," cetusnya.
Menurutnya, Indonesia adalah negara kepulauan, oleh karenanya perlunya perhatian serius kepada nelayan dengan memberikan harga subsidi BBM khusus.
"Ini memang harus ada penanganan sendiri terkait subsidi harga ketersediaan, agar harga ikan terus stabil. Pertumbuhan nelayan itu penting," tandasnya. (lex)