Tulis & Tekan Enter
images

Kepala DLH, Sudirman Djayaleksana

Balikpapan Fokus Atasi Masalah Sampah, Targetkan 50 Persen Pengurangan Sampah hingga 2029

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan terus mengambil langkah serius dalam mengelola persoalan sampah. Salah satunya yakni, melalui revitalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar dan pembangunan sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di berbagai wilayah.

Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan, bahwa pengelolaan sampah di Kota Beriman sudah menjadi perhatian sejak 2022 lalu. Saat ini, dari tujuh zona di TPA Manggar, hanya satu zona yang tersisa untuk digunakan. Diperkirakan, kapasitas zona ini masih mampu menampung sampah hingga dua atau tiga tahun ke depan.

“Karena itu, kita sudah siapkan strategi jangka pendek, menengah, dan panjang agar pengelolaan sampah bisa lebih berkelanjutan dan sesuai dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota,” jelasnya.

Sudirman melanjutkan, saat kunjungan Menteri Lingkungan Hidup beberapa waktu lalu, Balikpapan dinilai sudah cukup baik dalam pengelolaan sampah, dari tingkat rumah tangga hingga TPA. Namun DLH Balikpapan sejatinya tak ingin berhenti di situ. 

Sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Indonesia menargetkan pengurangan sampah hingga 50 persen pada 2029. Dan saat ini, Balikpapan baru mencapai 30 persen.

“Target nasionalnya 50 persen. Tahun 2025 kita targetkan bisa mendekati itu. Tahun ini satu TPST sudah selesai dan akan mulai dioperasikan pada Mei, berlokasi di Sepinggan atau Kota Hijau,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, tiga TPST baru akan dibangun pada 2025 di tiga wilayah, yaitu di Km 12, Telagasari, dan Graha Indah. TPST ini ditargetkan mampu mengurangi beban sampah hingga 250 ton per hari.

Sesuai regulasi, sampah yang dibuang ke TPA nantinya hanyalah residu atau sisa yang tidak dapat diolah lagi. Maka dari itu, proses pengolahan sudah dimulai dari sumbernya, yaitu rumah tangga. 

Kendati begitu, pihaknya juga akan membangun Bank Sampah Unit (BSU) di setiap kelurahan. Setiap kelurahan ditargetkan memiliki minimal enam BSU, yang kemudian akan dinaungi oleh satu Bank Sampah Induk (BSI) di tiap kecamatan.

“Kalau dikalikan 34 kelurahan, targetnya ada sekitar 200 bank sampah unit. Sekarang baru ada dua BSI. Ke depannya, kita tingkatkan,” kata Sudirman optimis.

Untuk jangka panjang, Pemkot juga tengah menyiapkan penggunaan teknologi insinerator di TPA, yang memungkinkan sampah diolah menjadi energi listrik. Kajian awal sudah selesai, namun realisasinya masih menunggu persetujuan dari Pemerintah Pusat.

“Tantangannya adalah berapa ton sampah yang bisa diolah dan apakah cukup efisien. Lahannya sendiri sudah tersedia di kawasan TPA Manggar, dari total 40 hektare, dibutuhkan sekitar 5 hektare untuk pembangunan fasilitas insinerator,” ungkapnya.

Sementara itu, rencana pengembangan teknologi dan fasilitas di TPA dilakukan tanpa perlu perluasan lahan baru, melainkan memanfaatkan lahan eksisting.

Proyek TPST yang direncanakan pada 2026 pun diproyeksikan mulai beroperasi paling lambat pada akhir tahun tersebut. Setelah masa pembangunan, akan ada masa uji coba dan perawatan selama dua hingga tiga bulan, sebelum resmi dioperasikan.

“Pembangunannya oleh Dinas PU, sementara pengelolaannya nanti dipegang oleh DLH. Jadi sudah kita siapkan siapa yang akan bertanggung jawab, termasuk sumber dayanya,” pungkasnya. (lex)



Tinggalkan Komentar