Kaltimkita.com, SUKOHARJO – Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyinggung paslon lain yang punya paman dan bapak. Cak Imin mengimbau pendukungnya tak khawatir sembari mengungkit pihaknya yang tidak punya utang.
Hal itu disampaikan Cak Imin dalam acara konsolidasi Jaringan Sumber Daya dan Tim Elektoral Sistem 50 se-Jawa Tengah di Gedung Graha Sejahtera Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (5/2/2024). Mulanya, Cak Imin mengatakan Amin tak punya utang ke pihak siapapun dan Pilpres harus menjadi kemenangan rakyat bukan elit di Jakarta.
“Insyaallah Anies-Muhaimin (Amin) tidak punya utang kepada siapa pun, kecuali kepada kalian semua yang bekerja keras. Dan yang paling penting kemenangan ini haruslah kemenangan rakyat bukan kemenangan elite-elite yang ada di Jakarta,” kata Cak Imin dalam sambutannya.
Cak Imin lalu bercerita didatangi alumni Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ). Dia mengatakan para alumni PTIQ juga bergerak mengamanatkan agenda perjuangan.
“Kemarin juga saya datangi alumni PTIQ keluarga besar Perguruan Tinggi Ilmu Alquran, itu perguruan tinggi paling melegenda lah di Jakarta. Alumni institut ilmu Alquran, keluarga besar alumni institut Alquran,” kata Cak Imin.
“Mereka juga bergerak sendiri mengamanatkan berbagai agenda perjuangan, saya sampaikan kepada beliau-beliau, para ulama, kiai yang mendukung, tanpa ada yang menggerakkan,” imbuhnya.
Dia mengatakan paslon lain punya uang, kekuasaan, paman hingga bapak. Dia mengatakan hal itu disampaikannya ke alumni PTIQ.
“Saya sampaikan pada beliau (alumni dan ulama PTIQ) satu-satunya cara untuk menang adalah rakyatnya yang bergerak karena tetangga sebelah punya uang, punya kekuasaan, punya bapak, punya paman,” ujarnya.
Kemudian, Cak Imin mengatakan ia punya dukungan politikus senior PPP, Habil Marati. Dia mengatakan jika rakyat bergerak maka kemenangan dalam Pilpres akan terwujud.
“Saya punya Habil Marati, tidak usah khawatir, insyaallah dengan rakyat bergerak memahami makna perubahan semangat kemenangan itu akan terwujud. Saya yakin kok, karena perubahan itu naluri, perubahan itu suara rakyat, tidak bisa dibayar oleh siapa pun. Tidak bisa dibayar oleh siapa pun dan dibayar pun akan sia-sia karena itu Jateng ini penting sekali,” ujarnya.
Lebih lanjut, Cak Imin menyebut suara rakyat sebagai suara perubahan. Dia mengatakan suara rakyat merupakan suara takdir perubahan untuk Indonesia.
“Dulu suara rakyat suara Tuhan, suara rakyat suara kemenangan, hari ini 14 Februari insyaallah suara rakyat adalah suara perubahan, suara rakyat adalah suara takdir perbaikan nasib bangsa kita di masa yang akan datang,” ujarnya. (det/bie)