Tulis & Tekan Enter
images

Erick Thohir saat mendaftar sebagai caketum PSSI. (Foto : Antara)

Erick Thohir for PSSI

Oleh : Dhimam Abror Djuraid

SEPAK BOLA dan politik tidak bisa dipisahkan. Mau bukti lagi? Menteri BUMN Erick Thohir sudah mendaftar menjadi calon ketua umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), dan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali mendaftar sebagai wakil ketua umum PSSI.

Dengan adanya dua menteri yang akan masuk ke federasi sepak bola nasional sudah terlihat bahwa ada skenario level tinggi pada manuver ini. Semua sudah pada mafhum bahwa Erick Thohir—sering disebut Etho—mempunyai hubungan super-special dengan Presiden Joko Widodo. Tidak mungkin Etho akan bergerak masuk ke PSSI tanpa restu Jokowi, atau tanpa perintah Jokowi.

Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI akan diselenggarakan 16 Februari mendatang. Kongres ini diselenggarakan untuk memilih ketua dan kabinet baru menggantikan kabinet lama di bawah kepemimpinan Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, yang dipaksa membubarkan diri pasca tragedi Kanjuruhan Oktober 2022.

Atas dasar temuan tim gabungan independen pencari fakta tragedi Kanjuruhan, Iwan Bule dan jajaran exco PSSI dianggap bertanggung jawab terhadap peristiwa yang menewaskan 135 suporter Arema itu. Untuk merealisasikan rekomendasi itu PSSI mengadakan KLB untuk memilih ketua dan exco baru.

Dengan munculnya Erick Thohir sebagai calon ketua umum sudah ada yang menganggap ‘’game over’’. Artinya Etho sudah hampir pasti terpilih. Kabarnya dari 87 voters atau pemegang suara, minimal 60 persen sudah mendukung Etho. Selebihnya masih menunggu arah angin, dan biasanya akan diselesaikan on the spot pada saat pelaksanaan kongres.

Memang masih ada nama La Nyalla Mattalitti (LNM) yang mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum. La Nyalla termasuk stok lama di PSSI karena pernah menjadi ketua umum periode 2015-2016. Pada periode kepemimpinan LNM ini PSSI mengalami periode turbulensi yang dahsyat karena terjadi dualisme kepemimpinan. Akbatnya sepak bola Indonesia dibekukan oleh FIFA, otoritas sepak bola tertinggi di dunia, selama beberapa tahun.

Sekarang LNM menjadi ketua DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI, dan dia memutuskan untuk masuk gelanggang menantang Etho. Pertarungan ini bisa seru karena melibatkan dua orang pejabat negara yang sama-sama punya pengaruh. Tapi, ibarat pertarungan tinju, dari ‘’tale of the tapes’’ yang mencatat reputasi masing-masing petinju, terlihat bahwa Etho mengungguli LNM.

Tapi, harus tetap dicatat bahwa LNM ialah seorang petarung yang tidak akan gampang menyerah. Seperti semboyan Pemuda Pancasila—organisasi induk LNM—Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang.

Kemunculan Etho menimbulkan banyak pertanyaan. Jabatannya sebagai menteri BUMN tentu sangat menyita waktu untuk bisa mengurusi PSSI secara serius dan intensif. Nama Etho juga disebut-sebut sebagai salah satu kandidat yang bakal meramaikan perhelatan pemilihan presiden 2024 mendatang. Karena itu muncul anggapan bahwa PSSI dipolitisasi untuk kepentingan mendongkrak popularitas Etho menuju pilpres 2024.

Kemunculan Zainudin Amali juga menimbulkan pertanyaan. Sebagai menteri yang khusus punya portofolio olahraga seharusnya dia berada di atas semua olahraga, tidak perlu masuk menjadi pengurus salah satu cabang olahraga. Zainudin beralasan bahwa sepak bola adalah olahraga paling populer di Indonesia dan digemari oleh 80 persen lebih penggemar olahraga Indonesia.

Alasan ini tidak make sense. Meskpun sepak bola olahraga paling populer tidak berarti menteri olahraga harus menjadi pengurus sepak bola. Di negara-negara Eropa, yang sepak bolanya sangat maju dan menjadi industri yang beromset miliaran dolar, tidak ada menteri yang menjadi pengurus sepak bola.

Alasan Zainudin Cuma mengada-ada. Untuk memajukan sepak bola tidak perlu menpora harus masuk menjad pengurus. Alih-alih memajukan sepak bola malah terjadi benturan kepentingan di dalamnya. Cabang olahraga yang lain pasti mengiri. Sepak bola memang olahraga paling populer, tapi prestasi internasionalnya masih nol. Di level ASEAN saja Indonesia sudah puasa gelar 30 tahun lebih. Apalagi di level yang lebih tinggi.

Kalau mau mengangkat olahraga Indonesia di kancah internasional seharusnya Zainudin Amali juga mau menjadi ketua cabang olahraga yang tidak populer tapi punya prestasi moncer di arena internasional. Misalnya, panjat tebing, yang sudah menghasilkan juara dunia dari Indonesia.

Salah satu alasan yang masuk akal adalah ada skenario politik di balik kemunculan Etho dan Zainudin. Dua-duanya muncul karena restu Jokowi, yang berarti mereka bergerak atas perintah presiden. Itulah satu-satunya alasan yang masuk akal. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan bahwa Presiden Jokowi merestui Etho maju sebagai ketua umum PSSI.

Sudah pasti Etho bergerak atas restu Jokowi. Etho sudah lama menjadi orang kepercayaan Jokowi. Sejak sukses menjadi ketua panitia Asian Games di Jakarta 2018 Etho langsung membuat Jokowi jatuh cinta. Puncaknya Etho menjadi ketua tim sukses pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada pemilihan presiden 2019.

Sukses memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf, Etho mendapatkan reward sebagai menteri BUMN. Etho menjadi bagian inner circle paling dipercaya oleh Jokowi. Bahkan untuk urusan pribadi pun Jokowi mempercayai Ertho untuk mengurus. Hal itu terlihat ketika Etho didapuk menjadi ketua panitia pernikahan Kaesang Pangarep, anak ragil Jokowi. Pernikahan berlangsung meriah dan heboh, dan disebut-sebut sebagai "wedding of the decades’’ pernikahan paling meriah dalam puluhan tahun terakhir.

Etho juga sudah lama dipercayai oleh Jokowi untuk mengurusi kepentingan Kaesang di sepak bola. Begitu Kaesang mengambil alih Persis Solo pada 2021, Etho langsung bekerja cepat memastikan Persis mendapatkan dana sponsor yang melimpah. Hanya dalam tempo satu musim kompetisi Persis Solo langsung naik kasta dari Liga 2 ke Liga 1.

Etho sudah mendapat mandat dari Jokowi untuk ‘’take care’’ mengurusi ‘’the first family’’ keluarga presiden. Jokowi sudah menitipkan masa depan anak-anak dan keluarganya kepada Etho. Ini berarti Etho juga diharapkan bisa memberi perlindungan politik pasca Jokowi lengser.

Itulah sebabnya nama Etho sekarang santer disebut-sebut bakal menjadi pendamping Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada pilpres 2024 mendatang. Dari perspektif inilah bisa terbaca bahwa kemunculan Etho sebagai calon ketua umum PSSI adalah bagian dari skenario besar menjelang 2024.

Etho sudah dikenal sebagai profesional dalam urusan olahraga. Ia sukses mengurus klub basket dan sudah melanglang buana mengurus bisnis sepak bola. Ia pernah menjadi presiden Inter Milan dan membuat nama Indonesia dikenal di Italia. Seorang teman yang melancong ke Milan ditanya oleh sopir taksi asal dari mana. Ketika menyebut Indonesia, sopir taksi mengangkat dua jempol sambil berseru ‘’Erick Thohir…’’.

Langkah Etho menuju PSSI 1 sulit terbendung. Kalau Istana sudah ikut campur semua akan tergusur. Tantangan Etho adalah membentuk kabinet PSSI yang kredibel dan diisi orang-orang yang profesional. Etho harus berani membersihkan orang-orang lama sisa kabinet Iwan Bule yang masih mencoba bercokol.

Zainudin Amali sudah menjadi satu paket dengan Etho sebagai wakil ketua umum. Masih ada satu tempat lagi untuk wakil ketua umum yang harus diisi nama yang profesional dan kapabel. Di antara nama-nama yang muncul, ada Ratu Tisha Destria yang layak menjadi wakil ketua umum.

Ratu Tisha pernah menjadi sekretaris jenderal pada kabinet Iwan Bule, tapi disingkirkan dan dipaksa mundur. Ratu Tisha punya koneksi dan lobi internasional yang sangat bagus, dan mempunyai peran penting dalam meloloskan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini.

Kalau Ratu Tisha masuk di kabinet Erick Thohir sebagai wakil ketua umum dia akan memberi kontribusi maksimal pada perhelatan Piala Dunia U-20.

Dari masa ke masa kursi ketua umum PSSI selalu menjadi batu loncatan untuk target politik tertentu. Kali ini pun sama saja. Erick Thohir pasti punya target politik dengan maju menjadi calon ketua umum PSSI.

Bagi sepak bola Indonesia KLB ini akan menjadi kesempatan sekali seumur hidup “once in a lifetime”. Atau seperti kata Elvis Presley, It’s now or never. (*)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


TAG

Tinggalkan Komentar