Tulis & Tekan Enter
images

Faizal Rahman Arek Suroboyo Yang Bakal Melatih di Amerika Serikat

Bulu tangkis sudah menjadi salah satu olahraga yang mulai digemari di Amerika Serikat. Kebutuhan pelatih di sana cukup tinggi dan Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi bidikan untuk memajukan. Caranya dengan mendatangkan atlet dan pelatih ke sana.Salah satunya Faizal Rahman.

--

Namanya kurang begitu populer saat masih aktif sebagai pebulu tangkis. Tapi, itu tak berlaku saat Faizal Rahman menekuni dunia kepelatihan. Sudah banyak negara yang ditekuni oleh arek Suroboyo kelahiran 30 Oktober 1988 tersebut. 

''Kalau negara tetangga terdekat pernah melatih di Thailand dan Malaysia. Sementara kalau terjauh di Peru,'' kata Faizal. 

Ilmu yang didapatnya diperoleh saat digembleng di dua klub besar, Wima Surabaya dan Djarum Kudus. Faizal sendiri sejak kecil sudah menekuni bulu tangkis dan mendapat dukungan dari kedua orang tuanya, pasangan (alm) Budi Rijanto dan Siti Mubarokah.  

''Tepatnya, saat usia delapan tahun saya gabung dengan Wima. Klub itu cukup bagus dan membuat saya semakin serius berlatih,'' ungkap Faizal yang masa kecilnya dihabiskan di Tambaksari, Surabaya. Wima merupakan salah satu klub besar yang ada di Kota Surabaya. Klub ini pernah melahirkan dua atlet peraih medali olimpiade, Hendrawan (perak tunggal putra Olimpiade Sydney 2000) dan Sony Dwi Kuncoro (perunggu tunggal putra Olimpiade Athena 2004). 

Kemampuannya yang terus meningkat, kenang Faizal, membuat klub legendaris Indonesia, Djarum Kudus, terpikat. Dia mendapat panggilan bergabung. ''Dua tahun saya di Djarum, 2002-2004. Saya pernah tampil dalam sirkuit nasional kelompok remaja di Jakarta, Bandung, Tegal, dan Surabaya tahun 2003. Ketika di Sirnas Surabaya,'' ungkap Faizal. 

Sayang, persaingan ketat membuat dia memutuskan kembali ke Wima pada 2004. Kembalinya Faizal ke klub lamanya didengar oleh pelatih Wima, Felix Antonius. 

''Tidak lama sepulang dari Djarum, saya ikut Felix jadi sparing di Thailand pada Juli sampai Desember 2005 . Habis itu balik masuk Tim Jatim untuk Kejurnas di Medan,'' ujar Faizal.

 Usai membela Jatim, Faizal memutuskan menekuni pelatih. Dia mendapat tawaran menangani Michael's Badminton Academy di Selangor, Malaysia.  

"Saya ditawarin pelatih senior Wima, Ferry Stewart. Di Malaysia, lumaya lama dari Juni 2007 sampai Oktober 2009,'' lanjut Faizal. 

Kemampuannya melatih pun terdengar sampai ke India. Tak lama berada di Indonesia, Faizal pergi ke sana selama empat tahun, dari 2010-2014. ''Terakhir, 2017-2020, saya melatih di Peru. Saya menangani khusus atlet muda di sana setelah ditawarin salah satu orang tua atlit dari rekomendasi teman yang ada di Kanada,'' ungkap Faizal. 

Tangan dingin Faizal membuat pebulu tangkis yang ditangani si kembar Rafaela dan Fernanda, mengukir prestasi. Gadis kembar itu sukses menjadi juara di lingkup Benua Amerika. Bahkan, keduanya bertemu di babak final nomor tunggal U-17. 

Kesukesan ini pun membuat sebuah klub Amerika Serikat terpikat. Faizal mendapat tawaran untuk melatih di sana. ''Semoga bisa berhasil juga di Amerika,'' ujar dia. Kini, lelaki yang tinggal di Sidoarjo tersebut tengah mengurus dokumentasi keimigrasian agar bisa membagi ilmu bulu tangkis di Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat. (*)


TAG

Tinggalkan Komentar