Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Dalam pesta demokrasi, setiap warga Negara Kesatuan Rakyat Indonesia (NKRI) memiliki hak suara untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilihan Umum 2024. Ya, seperti halnya para pejabat yang ikut serta mengikuti pencoblosan di TPS-TPS yang telah disediakan.
Pada momen tersebut, Ketua DPRD Provinsi Kaltim, H. Hasanuddin Mas’ud bersama istri pun ikut andil. Pria yang karib disapa Hamas ini justru memiih melakukan pencoblosan di tempat masa kecilnya yakni TPS 004, Kampung Atas Air, Gang Batu Arang, Kelurahan Baru Tengah, Balikpapan Barat, Rabu (14/2/2024).
Dengan membawa KTP, Hamas beserta istri tercinta Hj Nurfadiah menggunakan hak suaranya mencoblos pilihannya pada pukul 12.00 wita.
Seusai mencoblos, Hamas yang merupakan Caleg Provinsi Kaltim Dapil Balikpapan dari Fraksi Golkar turut berharap agar seluruh lapisan masyarakat Kota Beriman telah berpartisipasi dalam Pemilu tahun ini.
Pemilu secara serentak ini, lanjutnya, akan menjadi cerminan persiapan Partai Golkar Kaltim untuk menuju kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun Ini.
"Karena saya dari Dapil Kota Balikpapan, maka Kami target tiga atau empat kursi dari Balikpapan. Makanya kami akan maksimalkan, terutama Dapil Kota Balikpapan," ujar Hamas.
Hamas mengungkapkan, jika ia kembali terpilih memimpin DPRD Provinsi Kaltim, maka ia akan membawa aspirasi masyarakat Kota Balikpapan. Utamanya harapan masyarakat terkait adanya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Pun begitu, agar pembangunan Kota Beriman bisa sejalan dengan masifnya perkembangan IKN.
"Kota Balikpapan adalah pintu gerbang Kaltim dan penyangga IKN. Tentu harapan saya, suara dari Kota Balikpapan bisa lebih besar," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia mengaku telah berupaya agar anggaran daerah melalui Bantuan Keuangan (Bankeu) Kaltim bisa lebih maksimal ke Kota Balikpapan.
"Alhamdulillah sekarang, anggaran (Bankeu) bisa mencapai Rp20 miliar. Kalau ini berjalan dengan baik, maka kami targetkan anggaran Kota Balikpapan bisa mencapai Rp 500 miliar. Seperti Kota Samarinda," tutupnya. (lex)