Tulis & Tekan Enter
images

Mesin penggiling padi yang dikelola BUMDes Sumber Purnama, Desa Loh Sumber

Kehadiran Bumdes di Desa Loh Sumber Jadi Solusi Pengolahan Padi

Kaltimkita.com, Kutai Kartanegara – Desa Loh Sumber Kecamatan Loa Kulu terus melakukan inovasi karena memiliki sektor pertanian yang sangat potensial, bahkan sebagian besar masyrakatnya berprofesi sebagai petani.

Kepala desa Loh Sumber Sukirno mengatakan bahwa ada Badan usaha milik desa (Bumdes) nya yang fokus dalam membantu warga sekitar dalam bidang pertanian.

"Jadi itulah yang mendasari Bumbes Sumber Purnama konsen pada bidang pertanian dalam arti luas,  sebagai perwujudan visi misi kami yang sudah tertuang dalam RPJM Des dengan konsep Agro Solutions" kata Sukirno.

Ia pernah mengevaluasi terkait kebutuhan pokok seperti beras didapat selalu impor dari luar daerah.

"Itulah yang menjadi pertimbangan kami selain tentunya kesesuaian program dengan pemerintah daerah, kami tidak ingin ada beras dari luar masuk disini, target kami bisa memenuhi kebutuhan beras kecamatan Loa Kulu, bahkan masyarakat Kukar" ungkapnya.

Desa Loh Sumber dengan  Bumdes Sumber Purnama telah memiliki pabrik pengolahan padi yang berkapasitas 1 ton per jam, sehingga permasalahan yang dihadapi para petani setelah panen dapat diatasi dengan adanya bumdes yang membeli harga gabah petani diatas harga rata- rata.

"Dengan konsep kami Agro Solutions semua permasalahan petani, baik itu masalah pupuk, bibit, pemanenan hingga naik turunnya harga gabah dapat teratasi" Pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Bumdes Sumber Purnama, Sudarmadji menjelaskan bumdes yang didirikan pada 24 September 2020 itu, selain memiliki pabrik pengolahan beras dengan 1 unit Rice Miling Unit (RMU) yang dibangun 4 bulan setelah Bumdes berdiri, juga memiliki 4 unit alat panen padi.

"Untuk memperkuat armada mesin pemanen kedepan akan kami tambah lagi 3 unit, sehingga jumlahnya menjadi 7 unit" Ujar Sudarmadji.

Saat ini pabriknya di dukung 2 orang karyawan dan telah berhasil memproduksi beras dengan kwalitas yang baik dan dapat bersaing dipasaran dengan merk Tugu yang dihargai Rp 10.000 per kilogram.

"Ini Kan baru tahap uji coba, nanti kalo sudah diresmikan akan kami tambah jumlah karyawannya, dan tentunya produksi kami akan kami tingkatkan" Pungkasnya. (adv/ian)


TAG

Tinggalkan Komentar