Catatan Rizal Effendi
POLITISI Prancis marah, ketika ada cuitan seorang anggota parlemennya menyatakan “Masyaallah!” menyaksikan kejutan yang ditampilkan Timnas Maroko saat secara dramatis menaklukkan Spanyol pada babak 16 besar Piala Dunia 2022.
“Masyaallah Maroko!” begitu ditulis Aurelien Tache di akun Twitter-nya seusai laga Maroko vs Spanyol yang dimenangi Singa Atlas 3-0 melalui duel penalti.
Politisi Prancis Aurelien Tache yang menyebut “Masyaallah” melihat kehebatan Timnas Maroko. (AFP)
Tache adalah anggota Komisi Hubungan Luar Negeri di Parlemen Prancis dari Partai Demokrasi Baru. Dia anggota politisi kiri-tengah dan tergabung dalam “koalisi hijau” yang fokus pada masalah-masalah lingkungan termasuk persoalan kependudukan.
Karena kekagumannya terhadap penampilan anak-anak asuhan pelatih Walid Regragui Itu, Tache menggunakan kata seru “Masyaallah!” yang lazim diucapkan umat Islam jika melihat sesuatu yang mengherankan atau sesuatu yang mengejutkan atas kehendak Allah SWT.
“Sebaiknya Tache ganti nama dan pindah ke agama Islam karena sudah menggunakan istilah yang biasa diucapkan umat Islam,” kata politisi sayap kanan Prancis Isabelle Suplay seperti dikutip CNN Indonesia.
Cristiano Ronaldo sambil menangis meninggalkan arena pertandingan setelah kalah dari Kroasia.
Begitu pula komentar netizen Prancis Lucas Jakubowicz, menyebut ada motif politis bagi Tache menggunakan ungkapan masyaallah. “Memperalat agama. Sok salih demi tujuan pemilihan,” sindirnya.
Prancis adalah negara sekuler, di mana kebebasan beragama dijamin. Sebagian besar penduduknya beragama Kristen, tetapi umat Islamnya juga banyak. Ada yang memperkirakan jumlahnya 5,7 juta jiwa atau sekitar 8,80 persen dari total penduduk Prancis. Terbesar di Benua Eropa.
Agama Islam masuk Prancis menyusul jatuhnya Andalusia (sekarang Spanyol) ke tangan Dinasti Umayyah pada abad ke-8, yang dipimpin oleh Panglima Abdurrahman Al-Ghafiki. Dilihat dari sejarah, wajar saja Timnas Spanyol yang dijuluki La Fulia Roja juga takluk di kaki Maroko.
Saya tidak bisa membayangkan ucapan apa lagi yang keluar dari mulut Tache begitu kejutan baru ditampilkan Maroko saat mereka lebih dramatis lagi menumbangkan Portugal 1-0 dalam babak perempat-final, yang mengantar mereka lolos ke babak semifinal.
Bintang Portugal Cristiano Ronaldo untuk pertama kali menangis menuju ruang ganti karena tidak percaya bahwa segala kehebatannya ternyata tak mampu menumbangkan Maroko dan bahkan membuat dia dan teman-temannya harus angkat koper meninggalkan Qatar, yang benar-benar penuh drama.
Seorang guru di Amerika Serikat kaya mendadak karena memenangi taruhan sebesar 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 15 miliar lebih karena berhasil memprediksi Maroko mencapai babak 8 besar Piala Dunia 2022 di Qatar. Bahkan sudah masuk di fase empat besar atau semifinal.
Dalam laporan Action Network, guru yang tak disebutkan namanya itu dilaporkan sempat gugup menunggu hasil taruhannya sembari mengajarkan olahraga bolavoli kepada murid-muridnya di tingkat SD. “Saya tidak tahu satu nama pemain pun dari Timnas Maroko, sebab saya tidak menonton,” katanya jujur, tapi tentu saja ia bersukacita atas kemenangan taruhannya.
Dalam babak semifinal yang akan digelar pada Kamis (15/12) dinihari, Maroko akan berhadapan dengan Timnas Prancis, yang Minggu dinihari tadi meminggirkan timnas kesayangan saya, Inggris 2-1.
Gara-gara kegagalan kapten Harry Kane melakukan tendangan penalti, Three Lions gagal menyamakan kedudukan 2-2 dan membuat pertandingan berakhir dengan kemenangan Les Bleus asuhan pelatih Didier Deschamps.
Saya tetap harus angkat topi atas prestasi skuad Inggris pada Piala Dunia 2022, meski gagal melangkah ke babak yang sangat dinantikan. Sepanjang sejarah, Inggris baru sekali menjadi juara dunia. Tapi mereka sudah menunjukkan performa terbaiknya.
Dengan pertandingan kemarin, maka total pertemuan Inggris vs Prancis sudah tercatat 32 kali dalam berbagai turnamen. Inggris menang 17 kali sementara Prancis 10 kali. Lima sisanya berakhir imbang. Khusus di Piala Dunia, mereka telah bertemu tiga kali. Dua kali dimenangi Inggris, yaitu pada Piala Dunia tahun 1966 dan 1982. Dan Prancis satu kali pada Piala Dunia sekarang.
Kapten Inggris Harry Kane tertunduk lesu setelah gagal mengeksekusi sepak penalti ke gawang Prancis, sehingga timnya tersingkir. (AP Photo)
Saya masih bisa tersenyum meski tak bisa lagi menyaksikan permainan tiga pemain MU di Timnas Inggris, yaitu Harry Maguire, Luke Shaw, dan Marcus Rashford. Tapi di timnas Prancis masih ada satu pemain Setan Merah yang diandalkan mereka, yaitu pemain belakang Raphael Varane.
Terus terang saya bingung kalau ditanya pilih mana yang menang ketika laga Maroko vs Prancis nanti. Di satu pihak saya menyenangi Prancis karena ada Varane wakil MU, di sisi lain saya harus bangga dengan Maroko, kerajaan Islam yang pertama kali mewakili benua Afrika bisa lolos begitu spektakuler. Kedigdayaan Maroko di pentas dunia ini tentulah membanggakan umat Islam apalagi bila dalam beberapa hari ke depan Singa Atlas mengaum nyaring di babak final lalu menjadi juara dunia. Ini tentu saja akan menjadi kejutan besar internasional pada abad ini. Sudah tuan rumahnya Qatar negara Islam, lalu juaranya juga timnas negara Islam. Tentu baru pertama kali terjadi di jagat sepak bola empat tahun sekali itu.
Sementara itu, semifinal Argentina lawan Kroasia akan berlangsung Rabu (14/12) pukul 03.00 Wita. Saya pegang Argentina karena di situ ada satu pemain MU, yaitu pemain belakang Lisandro Martinez. Meski Kroasia yang dikomandani Luka Modric juga dahsyat. Messi dan Modric sama-sama kapten yang pernah menangis di Piala Dunia.
Rapor pertemuan Argentina vs Kroasia di berbagai ajang sejauh ini cukup imbang, sama-sama meraih dua kali kemenangan dan sekali imbang. Argentina lolos ke semifinal setelah menang adu penalti dengan Belanda 3-2 (2-2).
MAAF, KROASIA
Saya harus minta maaf ke Timnas Kroasia. Tadinya saya menganggap ia gampang dikalahkan Brasil. Akan tetapi di luar dugaan Kroasia yang berjuluk Vatreni atau The Blazer itu berhasil mendepak Tim Samba, meski harus melalui tendangan penalti dengan skor 4-2.
Ada yang bilang kekalahan Brasil itu gara-gara kena kutuk Tarian Samba, yang mereka lakukan terlalu berlebihan. “Itu mengolok-ngolok lawan, seharusnya Brasil tak memperlihatkan sikap seperti itu,” kata legenda MU Roy Keane, yang menjadi pundit di salah satu stasiun TV Inggris ketika mengomentari tarian Brasil saat menghajar Korea Selatan 4-1.
Selebrasi dengan tarian muncul dan menjadi polemik ketika Brasil mengalahkan Macan Asia Ksatria Taegeuk. Ada yang menganggap pemain-pemain Canarinho itu tak menghormati Korea Selatan dengan tarian yang berlebihan. Bahkan menjelang lawan Kroasia, Brasil sudah mempersiapkan kembali tarian selebrasi itu. Tapi yang terjadi tarian berubah menjadi tangisan berjamaah dari Neymar dan teman-temannya.
Ada juga warganet yang bilang mereka kena kutukan atau karma dari seekor kucing. Sebab ada aksi tim ofisial Brasil yang dalam sesi konferensi pers terekam “melempar” kucing dari meja konferensi ke lantai. “Kayanya beneran Brasil kualat sama kucing deh #brazilvscroatia,” tulis salah satu warganet seperti dikutip Liputan6.com.
Sebagai pertanggungjawaban atas kekalahan tersebut, pelatih Tite resmi mengundurkan diri. “Tite meninggalkan Brasil. Dia tak lagi menjadi pelatih kepala Selecao usai kekalahan dari Kroasia yang sangat dramatis itu, Sudah berakhir,” tulis jurnalis Italia, Fabrizio Romano.
Tim-tim besar yang tersungkur di Piala Dunia 2022 sebagian disebut-sebut kena kutuk atas ulahnya sendiri. Seperti Jerman, yang melakukan gerakan tutup mulut dalam pertandingan perdananya, sehingga di luar dugaan mereka dikalahkan Tim Samurai Biru Jepang 1-2.
Aksi tutup mulut itu dilakukan Die Nationalmannschaft sebagai bentuk protes atas larangan kampanye “One Love”. FIFA dan Qatar melarang atribut LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) ditampilkan selama turnamen Piala Dunia 2022 berlangsung.
Penjaga gawang MU David de Gea yang tidak dibawa pelatih Spanyol ke Qatar.
Sementara Spanyol tersungkur gara-gara kualat dengan penjaga gawang MU David de Gea, yang tidak dipanggil memperkuat skuad. Padahal semua orang tahu De Gea bermain sangat impresif di gawang Setan Merah. Pelatih Luis Enrique terkesan sombong. Akhirnya sekarang dia juga harus angkat koper sebagai pelatih Spanyol.
“Kekalahan adu penalti itu karena Spanyol tidak memanggil De Gea yang punya kemampuan sangat baik,” kata seorang netizen.
Ajang Piala Dunia 2022 di Qatar benar-benar penuh kejutan sensasional. Untuk mempersiapkan diri menonton babak semifinal, saya harus meningkatkan stamina. Saya minum jamu tolak angin karena begadang terus. Plus tiga butir telur ayam kampung dan pijit untuk mengendurkan urat saraf. He he.(*)