Tulis & Tekan Enter
images

LAKUKAN PENANDATANGANAN : Manajemen PT Inkorincorp Filcocean Investama melakukan MoU kepada Tim Suhendri untuk rencana proyek reaktivasi sumur idle.

Optimalkan Sumur Idle, PT Inkorincorp Filcocean Investama Teken MoU dengan Tim Suhendri

KaltimKita.com, BALIKPAPAN – PT Inkorincorp Filcocean Investama resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Tim Suhendri, pakar di bidang tambang perminyakan. Acara penandatanganan berlangsung di Ruang Rapat Kantor Inkorincorp, Jumat (28/2/2025). 

CEO PT Inkorincorp Filcocean Investama, Jundi Rahmad Danny, mengatakan MoU ini berkaitan dengan proyek reaktivasi sumur idle di wilayah kerja Pertamina di Kaltim dan merupakan bagian dari strategi optimalisasi sumber daya energi nasional. 

“MoU ini merupakan tindak lanjut dari beberapa pertemuan dengan pakar pengeboran minyak dunia, Suhendri, yang telah memiliki pengalaman dalam reaktivasi sumur minyak dan gas bumi yang tidak aktif dalam jangka waktu lama,” ujar Jundi.

Melalui Tim Suhendri, beberapa sumur idle telah berhasil direaktivasi di wilayah Sumatera, dan kini proyek ini akan diperluas ke Kaltim. Memang, beberapa sumur di Kaltim sebelumnya dimiliki oleh perusahaan asing sebelum mereka keluar dan tidak lagi mengelolanya. Nah, PT Inkorincorp Filcocean Investama bersama Tim Suhendri siap berperan dalam upaya ini.

 

“Sumur-sumur yang masuk dalam program reaktivasi di antaranya berada di kawasan Samboja, Sanga-Sanga, dan Handil. Sumur-sumur tersebut akan kembali diproduksi untuk disuplai ke Pertamina,” jelasnya.

Jundi menambahkan, reaktivasi sumur idle ini juga merupakan bagian dari program pemerintah dalam mencapai swasembada energi dan mengutamakan produksi dalam negeri ketimbang impor.

“Dengan menghidupkan kembali sumur-sumur yang sebelumnya terbengkalai, diharapkan produksi minyak mentah dapat meningkat dan menjadi bahan baku penting bagi industri nasional,” harapnya.

Ke depan, kerja sama ini juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk SKK Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), guna memastikan proyek ini berjalan sesuai regulasi dan memberikan manfaat maksimal bagi sektor energi nasional.

“Selain meningkatkan produksi minyak dalam negeri, proyek ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Kalimantan Timur, sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah,” jelasnya.

Sementara, Suhendri menambahkan  Inkorincorp, melalui anak perusahaannya, memiliki izin di bidang migas hulu dan hilir, tentunya mempunyai kesempatan luas dalam melakukan pengerjaan ini. Apalagi, dalam sektor migas hulu, program pemerintah bertujuan untuk memaksimalkan potensi sumur yang dimiliki negara.

 “Tinggal menunggu proses dari aset SKK Migas ke Pertamina, karena Pertamina tidak mampu mencukupi sumber daya manusia dan pembiayaan untuk sumur idle, maka kerja sama dengan perusahaan lokal menjadi solusi. Kami mengambil bagian dalam proyek ini,” jelas Suhendri.

Setelah sukses di Sumatera,  Suhendri ingin memperluas reaktivasi sumur idle di Kaltim. PT Inkorincorp Filcocean Investama menerima penawaran ini dan siap menyediakan naungan perusahaan, menjalani proses kelayakan, serta berkoordinasi dengan Pertamina terkait sumur idle.

Terdapat dua entitas utama yang menaungi sumur-sumur ini, yakni Pertamina Hulu Sanga-Sanga dan Pertamina EP. Perusahaan yang berpartisipasi dalam reaktivasi akan diberi kesempatan mengelola 10 sumur terlebih dahulu, dengan potensi hingga 30 sumur di Kaltim.

"Proyek ini juga menunggu regulasi terbaru dari Kementerian ESDM untuk kepastian hukum terkait status sumur idle. Harapannya, regulasi ini dapat membuka peluang lebih besar bagi perusahaan lokal dalam mengelola aset lama yang masih berpotensi produktif," harapnya.

Sebagai informasi, sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan jika pemerintah akan mengaktifkan ribuan sumur idle guna meningkatkan lifting minyak nasional.

Menurut Bahlil, potensi tambahan lifting minyak bisa mencapai 180.000 barel per hari. 

“Kita akan aktifkan sekitar 6.000 sumur. Jika rata-rata tiap sumur menghasilkan 30 barel per hari, maka ada potensi tambahan 180.000 barel per hari dari sumur idle,” ujar Bahlil. (and)


TAG

Tinggalkan Komentar