Kaltimkita.com, BALIKPAPAN- Jelang Musyawarah Cabang (Muscab) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Balikpapan yang rencananya diselenggarakan pada Mei 2022 mendatang, menjadi moment penting untuk memberi catatan atau saran masukan kepada masyarakat olah raga di Kota Berima ini.
"Khususnya para ketua cabang olahraga (cabor), agar berhati-hati atau selektif dalam memberikan dukungan atau pilihannya terhadap calon kandidat ketua Umum KONI Balikpapan," kata Hery Sunaryo, pemerhati olahraga.
Saat ditanya awak media, kriteria seperti apa yang ideal dapat memimpin KONI Balikpapan kedepan, Hery menjelaskan, salah satu tugas yang masih harus diemban Ketua Umum KONI Balikpapan di masa mendatang adalah menjembatani atau menjaga harmonisasi antara kepentingan masyarakat olahraga di Balikpapan dengan kepentingan kebijakan pemerintah kota Balikpapan.
"Karena sampai dengan saat ini sumber anggaran Koni Balikpapan dalam membiayai kebutuhan masyarakat olah raga di Balikpapan khususnya para pengurus, pelatih dan atlet cabor, satu - satunya bersumber dari APBD Kota Balikpapan, tanpa support dukungan politik anggaran dari pemerintah kota Balikpapan, tentu KONI akan mengalami berbagai kendala didalam menjalankan program kerja roda organisasi kedepannya," terang Hery yang juga pengamat kebijakan publik Balikpapan ini.
lanjut dia, hal ini sudah dirasakan oleh para pelatih dan atlet di Balikpapan, beberapa tahun terakhir anggaran olah raga yang digelontorkan pemerintah kota Balikpapan tidak berbanding lurus dengan kebutuhan pembinaan atlet dan pelatih yang selama ini telah menorehkan berbagai prestasi.
"Sehingga kedepan dibutuhkan koordinasi yang baik antara pengurus KONI Balikpapan dengan pemerintah kota," tegasnya.
Hery juga menuturkan, bahwa masih banyak persoalan serius didalam menjalankan tugas dan fungsi roda organisasi KONI sebagai induk masyarakat olahraga di Balikpapan,
Dirinya memberi beberapa contoh persoalan yang terjadi selama ini semisal, pembinaan olahraga di Balikpapan belum terarah secara baik, kemudian masih terbatasnya sarana dan prasarana olahraga di kota Balikpapan, masih sulitnya pemanfaatan fasilitas olahraga di Kota Balikpapan karena masih terbatas.
Pria yang juga berprofesi sebagai Advokat ini, cukup lama di lapangan menjadi pengurus salah satu cabang olah raga di Balikpapan, menurut Hery bahwa masalah sarana dan infrastruktur yang kurang memadai menjadi faktor pendorong mengapa harmonisasi dalam membangun komunikasi dukungan pemerintah kota menjadi sangat penting.
"Terlebih saat pengurus cabor akan melakukan berbagai kegiatan pertandingan baik berskala lokal maupun nasional atau internasional, tentu dukungan pemerintah kota sangatlah dibutuhkan," ungkapnya.
Kurangnya gedung indoor olahraga dan juga kualitas peralatan latihan di lapangan, ini juga merupakan contoh permasalahan yang ke depan perlu harmonisasi komunikasi yang baik terhadap pemerintah kota Balikpapan
lebih dalam Hery menjelaskan, sampai dengan hari ini, profesi sebagai pelatih atau atlet belum banyak diminati oleh warga masyarakat, atau belum menjadi pilihan bagi kebanyakan orang, menurutnya, hal ini dikarenakan banyak anggapan bahwa tidak ada jaminan masa depan purna prestasi bagi para atlet atau olahragawan di kota Balikapapan.
"Penghargaan - penghargaan yang diterima para atlet hanya sebatas simbolik, selepas itu tidak ada perhatian serius oleh KONI untuk mendorong peningkatan pembinaan para atlet yang berprestasi secara profesional agar memiliki masa depan yang baik," harapnya.
Tenaga keolahragaan di kota Balikpapan pun masih dianggap belum memenuhi standar baik secara kuantitas maupun kualitas. Belum lagi, persepsi olahraga yang masih dianggap bukan investasi terbaik di kota Balikpapan, karena masih butuh pembinaan manajemen pengelolaan pengurus cabor agar dapat terpenuhinya kriteria profesional.
Profesi atlet oleh anak muda dianggap belum menjanjikan masa depan yang baik, sehingga Kekhawatiran akan jaminan masa depan, juga menjadi masalah serius dalam melakukan pembinaan pelatih dan atlet dikota Balikpapan,
Sesungguhnya lanjut dia, beberapa persoalan di atas adalah hal yang sangat penting, untuk dipahami para calon ketua KONI Balikpapan, bagaimana mencukupi kebutuhan olah raga melalui ajang prestasi, untuk memajukan olah raga di kota Balikpapan.
"Sehingga selain mendorong harmonisasi KONI terhadap arah kebijakan pemerintah kota, juga dibutuhkan pemikiran terobosan yang signifikan oleh para calon ketua KONI Balikpapan nantinya," ungkap pria juga menggeluti olahraga wushu ini.
"Karena itu sosok ketua KONI yang diidamkan adalah sosok calon ketua yang punya kompetensi track record di bidang olahraga. Ia juga harus mempunyai itikad untuk mengharmonisasikan antara pengurus cabor, KONI dan Pemerintah Kota Balikpapan," tutup Hery. (*/bie)