Tulis & Tekan Enter
images

Perpindahan IKN Di Mata Diaspora Belanda dan WNA

Oleh: Dr. Isradi zainal,

Rektor Uniba, Direktur Insurin, Ketua Penjaminan Mutu PII

Pemindahan IKN dari Jakarta ke Kaltim tidak saja menjadi perhatian dari Indonesia tapi juga mancanegara termasuk WNI yang sedang studi di luar negeri. Salah satu buktinya adalah adanya respon dari sejumlah Universitas di Eropah dan teman teman di Eropah untuk membahas IKN. Uniba sebagai salah satu universitas yang sejak awal mendukung IKN mrndapat kesempatan untuk tampil di sejumlah kampus di eropah, namun karena waktu terbatas masih ada sejumlah kampus yang belum sempat didatangi untuk berdiskusi. Untuk kesempatan pertama barulah Amsterdam University dengan universitas di Turki yang sempat dikunjungi. Meski demikian masih ada sejumlah peneliti kampus asing yang sempat datang ke Uniba berdiskusi khususnya dari Australia.

Minggu 12 November 2023, saya dan Tim dari Uniba tiba di Amsterdam untuk melakukan kegiatan di sejumlah Universitas di Belanda dan Turki. Kami mencoba memanfaatkan waktu di hari Minggu untuk berkunjung ke Brussel Belgia, sambil mengajak teman teman untuk memperhatikan dari dekat dan mencoba sistem transportasi dan tata kota di negara tersebut. Kunjungan kerja kami di Eropah adalah tanggal 11-19 November 2023 dan Kota yang akan kami kunjungi adalah Amsterdam Belanda, Brussel Belgia, Paris Perancis dan Istambul Turkiye.

Belanda dikenal memiliki kota Jasa dan Bisnis di Amsterdam serta Kota Pemerintahan di Denhag, sementara Turkiye memiliki Kota jasa dan bisnis di Istambul sementara Angkara adalah Kota Pemerintahan. Cukup relevan untuk dijadikan pembanding untuk menjadikan Jakarta sebagai Kota bisnis dan jasa ke depan dan IKN Nusantara sebagai Pusat Pemerintahan

Dalam kurun waktu 10 tahunan kami sudah melihat dari dekat tata kota dan sistem transportasi massal disejumlah negara seperti Singapura, Jepang, China, Norwegia, Jerman, Swedia, Australia, Brunei, Philipina, Malaysia, Denmark, Vietnam,Thailand, Papua nuginie,dll. Di negara ini kami pernah mendapatkan sejumlah pelatihan termasuk aktivitas profesi, bahkan kami sempat menyelesaikan studi program magister di Perancis yang bekerjasama dengan Universitas Indonesia. Tepatnya di Universite Pierre Mendez Frances de Grenoble Perancis dan meraih gelar DESS CAAE.



Di Amsterdam saya di jemput oleh sahabat istri saya saat sama sama SMA di Sengkang Wajo yang kebetulan juga adik Kelas saya di Fakultas Teknik Unhas yang kebetulan sedang mengambil S3 di Belanda. Dia ditemani olehbtokoh masyarakat Indonesia yang sudalam bermukim dan bisnis/bekerja di Belanda. Mereka menawarkan untuk menitip barangnya ke mereka untuk di bawa ke hotel tempat kami menginap di Amsterdam. Sementara kami dan rombongan segera melanjutkan perjalanan ke Brussel belgia.

Di Bandara kami diajak ngopi bareng sambil diskusi terkait IKN, sistem transportasi dan tata kota di negara tersebut. Kebetulan mereka tahu keesokan harinya kami akan tampil sebagai narasumber terkait IKN di Amsterdam University yang di Lanjutkan dengan perjanjian kerjasama .

Sebelum melanjutkan Diskusi terkait IKN, mereka juga menyampaikan kalau beberapa Minggu sebelumnya Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menyampaikan presentasi terkait IKN dihadapan Diaspora yangvada di Belanda.

Ada aspek Penting yang mereka tekankan dalam diskusi tersebut yaitu aspek Sosial dari Pemindahan IKN khususnya Pemindahan ASN dan pejabat terkait ke IKN dan metode oengambilan keputusan dalam pelaksanaan proyek di Indonesiandan Belanda. Mereka menyoroti terkait kondisi lingkungan Sosial ASN dan pejabat terkait sebelum dan setelah dipindahkan. Mereka juga menyampaikan bahwa di Belanda sebelum suatu proyek dilakukan maka akan dilakukan kajian yang mendalam sebelum di eksekusi.

Saya sempat menjelaskan sejumlah strategi yang dilakukan Pemerintah dalam menangani hal tersebut. Wakil Rektor saya menimpali ada baiknya mereka menghadiri pemaparan saya terkait IKN di Amsterdam University keesokan harinya agar bisa diskusi lebih detail terkait IKN.

Setelah berdiskusi, Kami melanjutkan Perjalanan ke Brussel bersama kawan kawan dari Uniba. Di Kereta kami bertemu dengan Dua orang asing yang kelihatannya rekan kerja mereka ,satunya warga Brasil dan satunya Belgia yang juga mau ke Brussel. Saat kami saling memperkenalkan diri mereka serempak menyatakan, How about the new capital of Indonesia. Kebetulan Brasil memilik pengalaman memindahkan Ibu Kota.

Kami dan mereka akhirnya diskusi terkait Pemindahan Ibu Kota baik di Brasil maupun di Indonesia. Orang Brasil menceritakan terkait Pemindahan Ibu Kota Brasil sementara kami menjelaskan Pemindahan IKN di Indonesia. Mereka berdua sangat antusias menimpali. Ada satu hal yang mereka tekankan terkait Pemindahan Ibu Kota negara yakin terkait aspek lingkungan.

Mereka berpandangan bahwa di Brasil aspek lingkungan dan sosial kurang mendapat perhatian saat pertama kali dipindahkan. Mereka berharap kejadian yang sama jangan terulang di Indonesia. Meski demikian secara keseluruhan mereka menganggap Brasil berhasil dalam memindahkan Ibu Kota negara setelah sejumlah kekurangan dibenahi. (*)


TAG

Tinggalkan Komentar