KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Sabtu (10/6/2023) lalu, Politeknik Negeri Balikpapan melaksanakan penyuluhan ke Kecamatan Balikpapan Selatan. Penyuluhan ini berkaitan dengan pemberdayaan kader PKK melalui pembentukan Kelompok Usaha Bersama sebagai bisnis kuliner untuk pendapatan keluarga di Kecamatan Balikpapan Selatan.
Turut hadir sebagai narasumber yakni Drs. Bambang Jati Kusuma, MM terkait manajemen bisnis kuliner dan dosen Poltekba Dr. Tuatul Mahfud, M.Pd perihal materi Food safety and hygiene.
Ya secara global, wirausaha telah banyak diakui berkontribusi besar terhadap peningkatan ekonomi pada sebuah negara, termasuk di Indonesia. Bahkan, saat ini segmentasi wirausaha wanita banyak mendapat perhatian disebagian besar pemerintah secara global.
Hal tersebut sangatlah wajar karena wirausaha wanita telah terbukti secara signifikan dapat meningkatkan pertumbuhan eksponensial pada kesejahteraan ekonomi negara dengan cara mengurangi kemiskinan dan meningkatkan tingkat pendapatan keluarga secara keseluruhan (Welsh et al., 2016).
Data empiris di Indonesia membuktikan bahwa wirausaha wanita di Indonesia berkontribusi sebesar 61% dari total PDB, menyerap 97% tenaga kerja, dan menyumbang 60% dari total investasi (Kemenpppa, 2022). Selain itu, sebesar 99,9% dari total 65,5 juta unit usaha digerakkan bisnis UMKM dan 54% dari pelaku bisnis UMKM tersebut yaitu wanita (Kemenpppa, 2022).
Data tersebut mengindikasikan bahwa peran wanita sangat strategis untuk meningkatkan perekonomian negara dan pada ruang lingkup yang lebih kecil wanita memiliki peran penting untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dan dampak yang lebih luasnya, wirausaha wanita tidak hanya dapat meningkatkan ekonomi keluarga dan ekonomi nasional, namun juga akan mendorong tersedianya lapangan kerja untuk menyerap angkatan kerja.
Nah, Dr. Tuatul Mahfud, M.Pd mengatakan kegiatan ini tentu sebagai upaya memberikan peluang besar untuk meningkatkan keterlibatan wanita pada kegiatan kewirausahaan di sektor UMKM. Pemerintah secara khusus telah menginisiasi program sipreneur, program tersebut merupakan program strategis untuk mendukung perempuan pelaku UMKM dalam masa pandemi (Kemenpppa, 2022).
Salah satu kelompok wanita yang berpotensi untuk dioptimalkan perannya yaitu kelompok wanita pada organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). PKK merupakan organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.
Keterlibatan wanita pada organisasi PKK tersebut dapat menjangkau hingga jenjang kelurahan pada setiap daerah di Indonesia. Artinya, PKK memiliki kekuatan jejaring wanita yang kuat untuk melibatkan wanita terlibat pada kegiatan kewirausahaan.
Salah satu dari 10 program PKK yang memiliki keterkaitan erat dengan kegiatan kewirausahaan yaitu pengembangan kehidupan berkoperasi. "Program ini bertujuan untuk mendorong anggota agar dapat mengembangkan kelompok-kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK dan memotivasi anggota untuk meningkatkan pendapatan keluarga," ujar Dr. Tuatul Mahfud, M.Pd.
Secara fungsi kelembagaan, PKK sejak awal berusaha mendorong peningkatan kemandirian wanita dalam hal perolehan atau peningkatan pendapatan keluarga. Hal ini dapat dilihat pada tujuan program UP2K. Program UP2K pada PKK bertujuan untuk memperkuat kelompok-kelompok PKK dalam mengelola dan menumbuh-kembangkan usaha ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Meskipun telah secara jelas disebutkan bahwa wirausaha wanita berperan penting pada peningkatan pendapatan keluarga, namun pengelolaan wirausaha wanita pada PKK belum dijalankan secara optimal. Bahkan keterlibatan wanita pada kegiatan kewirausahaan masih sangat rendah di PKK. Kondisi ini juga terjadi pada PKK Kota Ballikpapan, sebagian besar wanita belum secara optimal terlibat pada aktivitas wirausaha yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga mereka.
Berdasarkan hasil tinjauan studi lapangan yang dilakukan pada 3 Maret 2023 pada PKK Kecamatan Balikpapan Selatan, ia mengutarakan jika sekitar 30% anggota PKK memiliki atau terlibat kegiatan kewirausahaan. Dari data tersebut semua bisnis masih dijalankan secara perorangan dan belum memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan keluarga.
Permasalahan lainnya yang muncul yaitu para anggota PKK belum memiliki pemahaman yang utuh terkait proses bisnis yang harus dijalankan dengan baik. Dan masalah lainnya yang sangat fital yaitu para anggota belum memiliki keterampilan yang cukup terkait pengolahan produk kuliner yang akan dijadikan produk bisnis kuliner.
Kondisi ini menunjukkan bahwa wanita PKK Kecamatan Balikpapan Selatan sangat membutuhkan penguatan dan pendampingan mengenai manajemen bisnis kuliner yang baik agar dapat meningkatkan pendapatan keluarga mereka. PKK Kecamatan Balikpapan Selatan memiliki pengurus sejumlah 136 orang. selain itu, jumlah UP2K dibawah binaan PKK Kecamatan Balikpapan Selatan berjumlah 30 UP2K dan dari jumlah tersebut terdapat 22 UP2K yang aktif.
Kegiatan UP2K di PKK Kecamatan Balikpapan Selatan yang telah berjalan meliputi program pelatihan batik, pelatihan bisnis, dan pelatihan digital marketing bisnis. Selain itu, bidang bisnis yang telah berjalan mencakup bidang bisnis kuliner, laundry, dan kerajinan tangan. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh PKK Kecamatan Balikpapan Selatan menunjukkan bahwa bidang bisnis yang memiliki peminat dan potensi besar untuk berhasil yang dijalankan oleh wanita yaitu bisnis kuliner.
Selain itu, bisnis kuliner memiliki peluang besar untuk berkontribusi terhadap PDB nasional. Menurut Badan Pusat Statistik (2020), industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 6.52% dan penyediaan makan dan minum sebesar 2.20% pada PDB nasional di Indonesia. Selain itu, subsektor kuliner ini dinilai sebagai subsektor unggulan yang telah berkontribusi sebesar lebih dari 40% PDB ekonomi kreatif di Indonesia (Zulaikha, 2019).
Laporan ini menunjukkan bahwa bisnis kuliner memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia khususnya di Kecamatan Balikpapan Selatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyiapkan keterlibatan wanita pada kegiatan kewirausahaan di PKK Kecamatan Balikpapan Selatan. Partisipasi wanita PKK yang rendah pada kegiatan kewirausahaan perlu mendapat perhatian khusus, terutama merubah pola pikir pengelolaan perorangan menjadi kelompok.
Pengelolaan bisnis perorangan memiliki kelemahan terhadap stabilitas keberlanjutan yang disebabkan beberapa faktor internal dan eksternal, misalnya motivasi, keuangan, maupun modal sosial. Sementara itu, bisnis kelompok menawarkan pemecahan masalah untuk menjaga keberlanjutan proses bisnis.
Selain itu, bisnis kuliner secara kelompok memiliki jejaring social yang lebih luas dibandingkan bisnis perorangan. Jejaring social inilah yang menjadi modal utama pada bisnis kuliner untuk menjangkau konsumen secara luas. Mengacu pada hal tersebut, model bisnis kuliner yang tepat untuk diimplementasikan pada konteks PKK yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
"Konsep KUBE merupakan jenis usaha yang dibentuk dan dijalankan secara kelompok dengan peminatan bisnis yang sama untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga," jelasnya.
Implementasi KUBE dapat mendorong rasa kepemilikan bisnis bersama dan dapat mendorong motivasi anggota secara lebih luas daripada model bisnis perorangan. Konsep dan tata kelola manajemen KUBE pada bisnis kuliner perlu diinternalisasi kepada para anggota PKK Kecamatan Balikpapan Selatan.
Proses internalisasi tersebut meliputi transfer pengetahuan dan keterampilan bisnis kuliner. Model bisnis kuliner berbasis KUBE ini diyakini dapat menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh wanita atau anggota PKK Kecamatan Balikpapan Selatan," harapnya.
Selain itu, implementasi KUBE Bisnis Kuliner pada PKK sebagai upaya untuk mendorong ekonomi inklusif melalui pemberdayaan kepada womenpreneurs Indonesia agar berani menjalankan bisnis kuliner melalui adanya transfer knowledge and skill bisnis kuliner. (and)