KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Program bina desa kepada masyarakat merupakan salah satu bagian kegiatan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bertujuan untuk membantu masyarakat di lingkungan sekitar dengan beberapa bentuk aktivitas, baik dibidang pendidikan maupun di bidang layanan masyarakat. Spirit dosen Politeknik Negeri Balikpapan dengan motto “Tiada hari tanpa pengabdian Masyarakat" menjadi semangat untuk membangun dunia pendidikan yang lebih baik.
Program bina desa merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat untuk pengembangan dunia pendidikan merupakan bukti dan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi kegiatan wajib bagi dosen dalam Kemdikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi).
Bersama Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Poltekba dengan anggaran dari DIPA Poltekba 2023, sejumlah dosen Poltekba dan mahasiswa mewujudkan dan mengimplementasikan bina desa dalam bidang pemanfataan solar panel dalam pemenuhan kebutuuhan air baku pertanian. Mereka terdiri dari dosen Jurusan Rekayasa Elektro, Jurusan Teknik Mesin, Jurusan Sipil serta Mahasiswa Poltekba, yakni Hadiyanto, M.Eng, Dr. Syahrudin, M.T, dan Ali Abrar, S.Si, MT, Candra Irawan, ST, M.Si. Tatag Yufitra Rus, ST, M.Sc, beserta mahasiswa program studi teknologi listrik.
Kelima dosen beserta mahasiswa program studi teknologi listrik melakukan pengabdian program bina desa di Kelompok Tani Tunas Harapan Kota Balikpapan yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta KM 20, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Mereka melakukan pemasangan dan sosialisasi kepada salah satu warga kelompok tani Tunas Harapan terkait proses kerja dari sistem kerja solar panel dengan kapasitas 300 WP. Selain itu, dalam program bina desa ini diberikan bantuan berupa 1 set solar panel 300 WP, baterai aki kapasitas 50 AH, motor pompa air, dan tandon air kapasitar 800 liter.
Perlu diketahui bahwa sistem solar panel ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku pertanian yang sumber airnya berasal dari mata air yang berjarak 40 meter dari lokasi pertanian. Adapun luas wilayah yang perlu dilakukan penyiraman tanah sekitar 1000 m2. Untuk melakukan proses penyiraman tanaman ini membutuhkan air sebanyak 4 m3 dengan luasan 1000 m2. Sedangkan untuk memenuhi air sebanyak 4 m3 dibutuhkan bahan bakar genset bensin sebesar 7 liter untuk sekali pengisian tandon air sebanyak 8 tandon dengan asumsi 1 tandon adalah 1 m3. Sehingga dengan perhitungan biaya operasional bensin selama 1 bulan membutuhkan bahan bakar bensin sebanyak 210 liter dengan asumsi satu hari 7 liter. Jika kita konversi dengan rupiah maka dalam satu bulan akan membutuhkan dana sebesar Rp.2.100.000,- dengan asumsi harga partilate Rp.10.000.
Dengan adanya sistem solar panel listrik ini diharapkan para petani dapat melakukan efisiensi biaya operasional khususnya pada sisi bahan bakar genset dalam menghasilkan produksi hasil pertanian dan perkebunan dengan lahan 1000 m2 sebesar Rp. 2.100.000,-. Hasil dari efisiensi tersebut dapat digunakan oleh para petani untuk meningkatkan kualitas tanaman dengan membeli tambahan pupuk serta variasi bibit tanaman. Kesimpulannya dengan system solar panel ini terdapat 3 keuntungan yang diperoleh oleh para petani diantaranya, meingkatkan pendapatan petani, ketersedian listrik yang murah, dan terpenuhinya air baku untuk pertanian dan Perkebunan. (*/and)