KaltimKita.com, TANA PASER - Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Sekretariat Daerah Kabupaten Paser menggandeng para konten kreator dan kreatif di Kabupaten Paser, mengikuti Workshop Konten Kreatif dengan tema Penguatan Media Sosial sebagai Media Informasi Pembangunan di Kabupaten Paser Menuju Paser MAS.
Tidak tanggung-tanggung, narasumber yang dihadirkan adalah Rulli Nasrullah, Konsultan PR dan Media Sosial yang juga CEO Imajinaxi Media Komunika, dan Darto dari Sekretaris Kominfo Kota Bandung. Sementara pesertanya adalah para konten kreator dan kreatif di Paser yang berasal dari berbagai usia dan kalangan sekitar 150 orang.
Bupati Paser dr Fahmi Fadli melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Romif Erwinadi yang membuka acara ini menginginkan terbukanya akses informasi mendorong partisipasi masyarakat dalam mewujudkan tata kelola (good governance) perumusan dan implementasi kebijakan yang baik.
Pemkab Paser pun menekankan kepada perangkat daerahnya agar berinovasi dan bersinergi kepada seluruh komponen agar pengelolaan layanan informasi dan implementasi keterbukaan informasi menjadi lebih baik mewujudkan kredibilitas pemerintah yang akuntabel dan berintegritas dalam rangka mewujudkan Paser MAS, Paser yang Maju, Adil dan Sejahtera.
Pemerintah terus erupaya menjembatani kepentingan warganet dengan Perangkat Daerah, dalam satu kegiatan yang disebut analisis informasi. Isu-isu tentang kebijakan pemerintah daerah yang viral di media sosial tidak pernah dibiarkan begitu saja, melainkan dirangkum dan dianalisis untuk menjadi masukan bagi Pemerintah dalam pengambilan kebijakan.
"Tidak sedikit dari hasil analisis ini yang sampai kepada kami selaku Bupati Paser, untuk kemudian diteruskan kepada Perangkat Daerah terkait, agar bisa mendapatkan data dukung dan data teknis, lalu dijawab minimal melalui media yang sama, sehingga isu yang sebelumnya viral karena ketidaktahuan masyarakat khususnya warganet, bisa mendapatkan penjelasan yang komprehensif," kata Romif, Kamis 22 Juni 2023 di Hotel Kyriad Sadurengas.
Romif berpesan agar peserta merekam seluruh ilmu dari para narasumber. Temukan inspirasi dari kedua narasumber agar Kabupaten Paser dikenal lebih luas lagi, baik dari potensi adat budaya, pariwisata, kuliner hingga potensi ekonomi sosial lainnya.
Untuk peserta pelajar dan mahasiswa yang merupakan generasi milenial, Romif mengatakan ini adalah era digital, dimana konten-konten kreatif positif bisa menjadi bisnis yang menghasilkan.
Sekretaris Kominfo Kota Bandung narasumber Darto menyampaikan materi tentang city branding, government branding dan leadership branding. Menurutnya setiap warga memiliki peran dalam mencitrakan daerahnya sendiri.
Ketika posting tentang yang baik maka orang akan mengenal daerah itu baik."Jika kita post yang jelek-jelek maka kesan jelek pula daerah kita akan dikenal," kata Darto.
Para konten kreator di Paser diharapkan dapat membantu Pemda dalam mempromosikan daerah seperti halnya masyarakat Kota Bandung yang dinilainya sangat membantu Pemkotnya menginformasikan Kota Bandung kepada khalayak.
"Warga Bandung biasa tidak percaya hanya pada satu sumber informasi. Biasanya mereka akan mencari media pembanding lainnya agar menemukan kebenaran," kata Darto.
Rully Nasrullah pemateri Digital Branding menyebut value atau nilai seseorang atau sebuah produk/jasa sangat penting dalam menentukan brand. Nilai yang akan diimage-kan pada produk atau jasa menjadi hal penting yang dipikir matang-matang. Karena itulah yang akan menjadi daya tariknya.
Pria yang akrab disapa Kang Arul itu mengatakan ketika promosi brand melalui konten, konten kreator harus jeli melihat tren terkini yang sedang diminati, waktu, pemilihan media sosial dan tips lainnya.
Leserta yang terdiri dari para operator medsos perangkat daerah, pelajar/mahasiswa, UMKM dan umum sangat antusias melontarkan ide-idenya. Ada yang produk jamu, kue mantau hingga jasa bimbingan belajar.
Lucunya lagi, ada yang berpikir bahwa kerupuk bawang bekas gigitan artis K-Pop Blackpink pun menurutnya bisa laris manis.
“Sayangnya waktu kurang lebih empat jam dirasa kurang untuk menerima ilmu dari narasumber. Mungkin lain waktu bisa digelar lagi kegiatannya lebih lama sehingga bisa tuntas habis”, kata Dwi Aryanti, Pelaku UMKM Jamu 2R- Rimpang Rempah. (wir)