KaltimKita.com, MAKASSAR - Rektor Universitas Balikpapan Dr Isradi Zainal berpartisipasi dalam aksi pemilu damai 2024 di Kota Makassar. Dirinya melakukan hal tersebut bersama 111 rektor lainnya, Sabtu (3/2/2024) lalu.
Ya kegiatan tersebut bukan tanpa alasan, mengingat beberapa waktu lalu belasan kampus ternama di beberapa daerah melayangkan kritikan kepada Presiden Joko Widodo atas dugaan cawe-cawe Politik di pilpres 2024.Kritikan dari beberapa kampus itu berhasil menciptakan gejolak, jelang pelaksanaan Pilpres pada 14 Februari mendatang.
“Deklarasi ini bertujuan agar pemilu yang tinggal menghitung hari berjalan dengan damai. Inikan kondisi menghadapi pemilu, jadi mereka menyerukan secara umum. Tentu kita sebagai orang-orang yang peduli terhadap bangsa," ujar Isradi Zainal.
Deklarasi ini, lanjut Isradi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap misi kebangsaan, sehingga mengimbau pemilu bisa berlangsung dengan damai. Ia mengaku, apa yang dilakukan ini sebagai kaidah atau norma agar tidak adanya perpecahan dalam demokrasi Pemilu.
"Ini sebenarnya normatif aja, supaya kita tidak terpecah belah, supaya kita selesaikan dengan mekanisme demokrasi, memang normatif supaya untuk kebaikan pasti hasilnya harus baik," ucapnya.
Dijelaskan Isradi, hak-hak demokrasi harus dihargai, tapi kita saling mengimbau untuk kebaikan bersama. "Saya selalu menganggap, siapapun itu, warga kampus itu selalu didasari dengan berbuat baik didasari dengan niat baik dan kita semuanya berniat baik," sebutnya.
Tambahnya, siapapun calon presidennya, pasti ingin sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. "Selama ini saya menganggap tidak ada yang melanggar, semua normatif aja. Semua berkomitmen untuk Indonesia lebih bagus. Kita tidak boleh berpisah satu sama lain, harus selalu bersatu," tandasnya.
Sebagai informasi, lima poin deklarasi damai tersebut yakni : Mengajak segenap komponen bangsa untuk menyukseskan pemilu 2024 yang aman dan damai, Menolak segala bentuk upaya provokasi yang dapat memecah belah persaudaraan serta tindakan yang menciderai pesta demokrasi, Bersama-sama menangkal berita hoaks dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu jalannya Pemilu 2024, Warga negara yang mempunyai hak pilih, agar menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani, dan tidak golput. Kita harus menghargai perbedaan pilihan setiap orang serta Kampus bukan tempat memecah belah, sebaliknya kampus menjaga kondusivitas dan turut memberikan edukasi kepada komponen bangsa demi terciptanya pemilu yang jujur, adil, aman dan damai. (and)