Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Selain dikenal dengan telur asin dan telur pindangnya yang gurih, Nenek Yulia Hartaty, pelaku UMKM binaan Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan, juga sukses memikat pencinta camilan dengan produk andalan lainnya, yakni keripik pisang dan keripik tempe dari brand Bauntung. Kedua camilan ini menjadi favorit banyak orang karena cita rasanya yang renyah dan gurih, hasil racikan tangan terampil Nenek Yulia yang masih mempertahankan proses produksi tradisional.
“Pisang yang saya pakai itu pisang tanduk. Kalau yang lain biasanya pakai pisang sanggar, tapi saya pilih tanduk karena belum banyak yang bikin. Tapi syaratnya harus pisang mentah, kalau sudah matang nanti rasanya asam,” ungkap Nenek berusia 77 tahun itu saat ditemui di kediamannya, Jalan Ahmad Yani, RT 22, Kelurahan Karang Rejo, Balikpapan Tengah, Minggu (26/10/2025).
Proses pembuatan keripik pisang ini cukup unik. Pisang tanduk yang masih mentah dikupas, lalu direndam air biasa selama dua jam untuk menghilangkan getahnya. Setelah itu, barulah dipotong tipis menggunakan alat sederhana hasil modifikasi tukang kayu.
“Alatnya itu sudah saya pakai puluhan tahun, cuma dimodifikasi saja. Tajamnya masih sama sampai sekarang,” ungkap Yulia.
Setelah digoreng hingga garing sempurna, keripik pisang dikemas dalam ukuran 200 gram dengan harga terjangkau, hanya Rp20.000 per bungkus. Dalam sebulan, Nenek Yulia bisa memproduksi sekitar 400 bungkus, yang dipasarkan ke sejumlah toko oleh-oleh di Balikpapan, termasuk Galeri UMKM Sepinggan dan mini market Susana.
Tak hanya keripik pisang, produk keripik tempe asin gurih buatannya juga tak kalah diminati. Tempe yang digunakan merupakan produksi lokal Balikpapan, dipotong tipis-tipis secara manual agar menghasilkan tekstur yang lebih halus dan renyah.
“Kalau di pasar biasanya potongannya tebal, jadi keras. Saya maunya yang tipis, biar kriuknya dapat,” jelas nenek bercucu 15 orang itu.
'Harganya hanya Rp15 ribu per bungkusnya," sambungnya.
Untuk pemasaran,Yulia masih mengandalkan cara konvensional dan promosi sederhana lewat media sosial. Meski begitu, pelanggan setianya terus bertambah karena rasa khas yang tak tergantikan.
“Kalau takut rugi, jangan berjualan. Yang penting bikin terus, usaha terus, dan banyak berdoa. Insyaallah rezeki pasti datang," tutup Nenek yulia memotivasi. (lex)


