KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman Balikpapan memasuki usianya yang ke-10 tahun bertepatan dengan HUT Kota Balikpapan beberapa waktu lalu. Direktur Utama (Dirut) RSUD Beriman dr. Irfansyah Fuadi mengungkapkan, saat ini yang penting untuk dilakukan adalah perbaikan.
Pada tahun 2025 ini pihaknya akan lebih banyak melakukan pengembangan di perawatan dan perbaikan. Perbaikan ini diantaranya jaringan pipa, pendingin ruangan, air, listrik dan lainnya. "Untuk pelayanan, memang kami lakukan pembatasan BPJS agar pembayaran bagi tenaga dokter dan tenaga medis juga baik," ungkapnya.
Hal yang jadi prioritas pihaknya adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) demi peningkatan kualitas. Pasalnya, jika SDM bagus, maka proses keseluruhan akan ikut membaik. Dirinya tidak ingin RSUD Beriman memiliki SDM yang buruk, sehingga outcome berupa pelayanan juga terdampak.
"Input bagus maka outcome akan bagus. Maka kami akan terus memaksimalkan pendidikan SDM kami. Seperti melalui kerjasama dengan berbagai universitas sebagai sarana," bebernya.
RSUD Beriman terbuka untuk menyediakan tenaga pengajar. Misalnya, dari kampus mengirim mahasiswa ke RSUD Beriman untuk magang. "Kami sudah menerima magang sejak dua tahun lalu. Kami membuka seluas-luasnya kesempatan bagi universitas di Kalimantan Timur, baik dari Balikpapan maupun Samarinda," tutur Irfansyah.
Dengan mendatangkan anak magang di RSUD Beriman, maka SDM yang adaau tidak mau juga akan terus belajar. Karena mereka tidak mungkin mengajari para mahasiswa magang ini tanpa belajar terlebih dahulu. "Maka memaksa SDM di sini juga untuk terus belajar," katanya.
Melalui kerjasama nantinya tidak hanya pihak universitas aja yang mengirimkan tenaga magang, tapi dari RSUD Beriman juga bisa mengirimkan tenaga pengajarnya di universitas. Ini nantinya juga bisa jadi alternatif penghasilan bagi para tenaga kesehatan.
Digitalisasi di RSUD Beriman juga sudah mencapai 90 persen. Sistem informasi rumah sakit kini sudah bisa mengakomodir rawat inap. Udah terawat inap saat ini sudah terintegrasi dan terinput dalam komputer. "Jadi diharapkan data pasien bisa real time," imbuhnya.
Melalui digitalisasi ini juga, tulisan dokter akan lebih mudah dipahami karena terstandarisasi. Untuk melakukan analisa pasien, data sudah tersedia dan tinggal ditarik langsung. "Misalnya kita ingin mengetahui penyakit apa yang paling banyak, datanya sudah tersedia," pungkasnya (efa)