MALAM tadi, Rabu 30 Agustus 2023 tahlilan 100 hari almarhumah Hajjah Norbaiti binti Amlan, istri Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor. Acara dilaksanakan di kediaman pribadi Pak Isran di kompleks perumahan Karpotek Jl Adipura 21 Sungai Kunjang, Samarinda.
Hampir semua keluarga, kerabat, pejabat, dan warga datang. Isran langsung yang memimpin tahlilan diawali dengan salat maghrib sampai membaca surah Yasin. Suasana sangat khusyuk dan haru, tidak terasa sudah tiga bulan lebih Ibu Norbaiti tiada.
Hadir di antaranya mantan wagub Dr Farid Wadjdy yang juga rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim, Rektor Unmul Prof Abdunnur, anggota DPD RI dapil Kaltim Nanang Sulaiman, Sekdaprov Dr Sri Wahyuni, mantan Pj Sekdaprov Dr Meiliana, Ketua Masjid Baitul Muttaqien Islamic Center Kaltim H Awang Dharma Bhakti (ADB), para asisten dan kepala dinas, anggota DPRD serta sejumlah tokoh ulama dan tokoh masyarakat lainnya.
Masyarakat tetap mengenang kepergian wanita lembut dan bersahaja itu. Ibu Norbaiti dikenal sebagai salah seorang tokoh wanita terbaik yang banyak menginspirasi masyarakat, terutama kaum perempuan di daerah ini.
Ibu Norbaiti meninggal dunia Rabu malam, 24 Mei 2023 pukul 20.23 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta. Dia memang cukup lama mengidap penyakit kanker, sehingga menjalani perawatan yang sangat intensif di antaranya melalui kemoterapi.
Semua orang meratapi kepergiannya. Maklum wanita berusia 54 tahun ini dinilai sangat menginspirasi dalam mewujudkan perannya. Baik sebagai ibu rumah tangga, sebagai istri kepala daerah maupun sebagai wanita aktif dalam kegiatan sosial, politik, dan kemasyarakatan.
Buah perkawinannya dengan Isran pada 15 Maret 1991, mereka dikaruniai tiga anak. Muhammad Rahman Isran (31), Siti Rahmawati Isran (28), dan Siti Annisa Isran (23). Rahman atau akrab dipanggil Rais sudah menikah dan mempunyai dua anak, Muhammad Samudra Dirahman dan Muhammad Ibrahim Dirahman. Rahmawati yang akrab disapa Rahmi masih berstatus lajang. Sedang Annisa (Icha) baru saja menikah dengan Sayid Muhammad Fajar, 25 Februari 2023 lalu.
Ibu Norbaiti masih sempat mendampingi Icha dalam acara pernikahan dan walimatul ursy yang berlangsung di Planary Samarinda Convention Hall. Ia yang saat itu menjalani perawatan di Jakarta sengaja pulang ke Samarinda untuk membahagiakan putri bungsunya itu.
Pak Isran mengakui istrinya melayaninya dengan sangat baik dan menjadi panutan bagi anak-anak dan cucunya. “Terlalu banyak kenangan indah dan manis bersama Almarhumah,” katanya pada saat pemakaman jenazah Norbaiti di halaman samping rumah pribadi, Kamis (25/5).
Ibu Norbaiti sendiri yang minta dimakamkan di tempat itu. “Memang Ibu sendiri yang minta sebelum berobat terakhir ke Jakarta,” kata Pak Isran. Biar keluarga mudah menziarahi. Dan Ibu Norbaiti seakan ingin tetap dekat bersama suami, anak-anak, dan cucu-cucunya meski beda alam.
HARI PENTING ISRAN
Sebagai istri kepala daerah, setidaknya ada tiga peran yang dilakoni Ibu Norbaiti semasa hidup dengan sangat sempurna. Sebagai ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Peran ini cukup lama dia jalani. Sejak Pak Isran menjadi bupati Kutai Timur (2009-2015) sampai ketika Isran menjadi gubernur Kaltim (2018-2023).
Tak cukup sebatas itu saja. Ibu Norbaiti juga masih menyisihkan waktunya memimpin sejumlah organisasi. Misalnya sebagai ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kaltim (2021-2026), ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Bunda Generasi Berencana (GenRe), Pembina Dharma Wanita, ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis (PPTI), ketua Yayasan Jantung Sehat, dan ketua Yayasan Kanker Indonesia.
Di tengah keterbatasan potensi perempuan Kaltim bergelut di jalur politik, Norbaiti juga berani terjun ke sana. Di balik kelembutannya, dia ingin menunjukkan wanita Kaltim juga mampu memainkan perannya di panggung demokrasi.
Dia menjadi caleg dan dalam perjalanannya di ranah politik melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW), Norbaiti dilantik menjadi anggota DPR RI pada 15 Januari 2014 dari Partai Demokrat menggantikan Yusran Aspar yang mengundurkan diri karena ikut pemilihan bupati Penajam Paser Utara (PPU). Norbaiti duduk sebagai anggota Komisi X, yang membidangi urusan pendidikan, olahraga, dan sejarah.
Pada pemilihan legislatif 2014, Norbaiti kembali terpilih ke Senayan. Dia ditugasi di Komisi VII, yang menangani urusan energi, penelitian, teknologi, dan lingkungan. Bidang itu sangat cocok untuk kepentingan Kaltim, yang dikenal kaya dengan sumber alam dan energi.
Kurang dari setahun sebagai wakil rakyat Norbaiti mengikuti pemilihan bupati Kutai Timur (Kutim), menyusul mundurnya sang suami dari jabatan tersebut. Dalam pemilihan itu dia dikalahkan Ismunandar yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris daerah Kabupaten Kutim.
Dengan beragam peran yang dijalani, Pak Isran menyebut Ibu Norbaiti telah mengemban tugasnya dengan baik. “Beliau telah menjalankan tugasnya dengan baik, sekarang kita ikhlaskan dia menghadap Yang Mahakuasa,” katanya berkaca-kaca ketika melepas jenazah sang istri.
Ibu Norbaiti lahir di Loa Janan, 30 Januari 1969. Dia anak pertama dari empat bersaudara. Ayahnya Amlan bin Tasin dan ibunya bernama Mastika. Tiga saudaranya masih hidup semua, yaitu Iwan Iskandar, Normalinda, dan Nortiani.
Foto-foto tunggal Norbaiti banyak menghiasi media sosial. Wajahnya teduh dan bersahaja. Senyumnya memberi kesan yang cerah. Adakalanya orang jadi teringat lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci pada abad ke-16. Wajahnya sejuk dan senyumnya selalu menghias dunia di sepanjang masa.
Selain kepergian istri tercinta, sebulan kemudian Pak Isran kembali berdukacita. Adik kandungnya, Zainuddin bin Siul Bakri juga meninggal dunia dalam usia 63 tahun, Senin (26/6). Setelah disemayamkan dan disalatkan di rumah duka, kemudian jenazah adik tercinta itu dikebumikan di pemakaman umum Jl Latsitarda, Sungai Kunjang.
Pak Isran mengakui dia dan keluarga harus tabah dan ikhlas menerima takdir dari Allah Swt. Karena kematian adalah sesuatu yang pasti dialami semua orang. “Kullu nafsin zaa'iqatul maut, tsumma ilainaa turja'un,” (“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.”)
Bulan September ini adalah bulan penting bagi Isran. Ini hari-hari terakhir masa tugas sebagai gubernur Kaltim masa bakti 2018-2023. Bulan September juga bulan kelahirannya. Pak Isran dilahirkan 20 September 1957 di Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur. Berarti usianya memasuki ke-66, sama dengan usia Provinsi Kalimantan Timur tahun ini.
Perayaan HUT-nya ke-66, Rabu 20 September 2023 akan digelar di Convention Hall Sempaja. Semua warga diundang sampai ke lurah-lurah, kepala desa, dan tokoh adat seluruh Kaltim. Kira-kira 5.000 orang yang bakal datang. Isran bersama Wagub Hadi Mulyadi sekaligus berpamitan. Tanggal 1 Oktober Kaltim dipimpin seorang penjabat (Pj) Gubernur.
Pembahasan tiga calon Pj Gubernur dari DPRD Kaltim dimulai Rabu (30/8) kemarin. Tiap fraksi mengajukan 3 nama. Lalu dibahas dan akhirnya nanti keluar 3 nama hasil kesepakatan, yang diusulkan ke Mendagri. Banyak pihak berharap ketiga nama itu adalah orang Kaltim sendiri. Jangan sampai ada titipan nama lain dari luar.
Sementara Isran masih kita tunggu langkahnya. Sedang Hadi Mulyadi akan disibukkan urusan menjadi caleg DPR RI dari Partai Gelora. Kalau Isran maju lagi di Pilgub dan menang, kita akan ketemu lagi di akhir tahun 2024 atau awal 2025.
Tapi ada juga yang bilang kalau Si Raja Naga tak jadi nyapres, bisa jadi dia duduk di kabinet yang akan datang. Sebab, kantor atau Istana Presiden sudah di Ibu Kota Nusantara (IKN). Hampir pasti ada jatah menteri untuk Kaltim. Dan itu bisa jadi jatuhnya ke Pak Isran, tokoh yang selama ini membela mati-matian berkaitan pembangunan IKN.
Kalau itu terwujud, maka panggilan baru Pak Isran: Yang terhormat Bapak Menteri Isran Noor. Orang pertama dari Kaltim yang duduk di kabinet IKN. Semoga.(*)