Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Warga Kecamatan Balikpapan Timur (Baltim) tampaknya harus kembali merasakan penantian panjang untuk memiliki Rumah Sakit (RS) sendiri di wilayahnya. Pasalnya, dari kepemerintahan Wali Kota terdahulu hingga sekarang, rencana pembangunan Rumah Sakit itu sendiri belum juga terealisasi.
Ya, hal ini sangat disayangkan anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Nurhadi Saputra. Sebagai anggota dewan Dapil Balikpapan Timur, sejatinya ia ingin sekali apa yang dicita-citakan dan warga nya itu dapat terwujud, yakni punya Rumah Sakit. Menurutnya, warganya yang mencapai 92.000 jiwa itu juga butuh pelayanan kesehatan yang layak fasilitas, sehingga tidak hanya bergantung pada puskesmas di daerahnya saja.
"Kenapa dibedakan dengan kecamatan lain yang ada rumah sakitnya. Disini memang ada puskesmas, tapi fasilitasnya kurang, nakes tidak siap, sarana prasarana kurang, ujung-ujungnya pasien dirujuk ke RS, seolah puskesmas hanya tempat transit," kata Nurhadi kepada awak media, Senin (13/6/2022).
Di sana, lanjutnya, ada Puskesmas 24 jam, tapi fasilitas RS tetaplah sangat lebih unggul dan lebih layak. Dikhawatirkannya, jika ada pasien gawat darurat dan mesti dirujuk jauh-jauh ke kota yang membutuhkan perjalan panjang. Hal itu dapat membuat nyawa warganya dalam ancaman.
"Ya kalau ada kejadian seperti itu mau bagaimana lagi, bisa-bisa buat melayang nyawa warga kami," cetusnya dengan nada kesal.
"Jadi walaupun puskesmas itu dianggarkan bermiliyar-miliyar tapi tetap itu namanya puskesmas, berbeda dengan rumah sakit. Di puskesmas fasilitasnya tidak seperti rumah sakit," tambahnya.
Lantas, Nurhadi pun kembali mempertanyakan. Apalagi menyonsong IKN pastinya pertambahan penduduk juga akan dirasakan khususnya di Balikpapan Timur hingga menjadi tolak ukur. Dijelaskannya, berdasarkan catatan Disdikcapil, diperkirakan akan ada penambahan jumlah penduduk sekitar 10-15% per bulan, dan di tahun 2024 diperkirakan penduduk Balikpapan mencapai 3 juta jiwa.
"Balikpapan bakal menjadi magnet warga luar untuk menetap dan mengadu nasib. Dua daerah yang menjadi titik tinggal warga, yakni Balikpapan Utara atau Balikpapan Timur. Kalau Balikpapan Timur tidak ada Rumah Sakit, sedangkan kita berbatasan dengan kawasan yang ramai, maka perlunya ada RS disini," ujarnya.
Nurhadi membeberkan, di Balikpapan Timur ada rumah sakit swasta milik Pupuk Kaltim Bontang, namun tidak menutup kemungkinan bahwa Pemkot Balikpapan bertanggung jawab untuk tetap membangun rumah sakit di wilayahnya. Dalam progres bersama Pemkot Balikpapan, DPRD Balikpapan telah dijanjikan oleh Bappeda untuk dilakuan study kelayakan pra DED dengan anggarannya Rp 300-400 juta.
Nurhadi mengharapkan tentu ada keseriusan dari Pemerintah Kota Balikpapan untuk membangun Rumah Sakit, apalagi itu merupakan janji Wali Kota kepada warga nya yang selalu mendukung. Menurutnya janji adalah hutang yang harus dituntaskan.
"Kalau pak Wali sudah memulai minimal kita ada harapan yang besar. Tunjukanlah pak pembangunan rumah sakit di Balikpapan Timur apakah hanya sebatas wacana, ataupun mau dikerjakan secara fisik?. Dan pecahkan kecemasan 92.000 penduduk di Balikpapan Timur ini," pungkasnya. (lex)