Kaltimkita.com, BALIKPAPAN– Sebuah video amatir berdurasi 10 detik yang memperlihatkan sekelompok remaja terlibat dalam aksi "perang sarung" mendadak viral di media sosial Kota Balikpapan. Kejadian ini disebut-sebut terjadi pada Minggu malam (2/3/2025).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi tersebut berlangsung di kawasan Jalan Bukit Sion, Kota Balikpapan. Kasi Humas Polresta Balikpapan, IPDA Sangidun, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait insiden tersebut.
Menurut IPDA Sangidun, "perang sarung" tersebut diduga terjadi sekitar pukul 20.30 Wita, tak lama setelah salat isya. "Begitu mendapat informasi, kami segera mengerahkan unit Bear 110 untuk mengecek lokasi di Jalan Bukit Sion," ujarnya pada Senin (3/3/2025).
Namun, saat petugas tiba di tempat kejadian, aksi "perang sarung" sudah tak lagi terlihat.
"Kemungkinan besar mereka membubarkan diri sebelum petugas sampai di lokasi," tambah Sangidun.
Polresta Balikpapan mengingatkan masyarakat, khususnya para orang tua, agar lebih mengawasi anak-anak mereka setelah salat isya atau tarawih.
"Peran orang tua sangat penting. Kami berharap mereka lebih waspada dan mengingatkan anak-anak agar tidak terlibat dalam aktivitas yang tidak bermanfaat," tegasnya.
Meski tampak sepele, "perang sarung" bisa berujung pada insiden serius. Pada tahun 2023 lalu, seorang anak di Balikpapan menjadi korban saat menonton "perang sarung" di kawasan Prapatan Dalam, Balikpapan Kota.
Korban mengalami luka permanen di mata kirinya akibat terkena sabetan sarung yang telah diisi batu.
Tak hanya "perang sarung," kepolisian juga meningkatkan pengawasan terhadap berbagai aktivitas berisiko lainnya yang kerap muncul saat Ramadan, seperti balap lari liar hingga balap motor ilegal yang biasanya berlangsung di malam hari.
"Kami berupaya mencegah insiden dan korban akibat aktivitas-aktivitas tersebut," kata Sangidun.
Polresta Balikpapan juga melibatkan personel dari Polsek jajaran untuk memperketat pengawasan.
"Kami mengajak masyarakat dan pemerintah setempat untuk segera melapor jika menemukan kegiatan yang berpotensi membahayakan," pungkasnya. (bie)