Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Wakil Ketua I DPRD Kota Balikpapan, Budiono mempertanyakan fungsi dari penyelesaian proyek pendalian Banjir DAS Ampal di Jalan MT Haryono kawasan jembatan Beller hingga lampu merah BDS dan Telkom begitu pula sebaliknya.
Untuk diketahui, pengerjaan Proyek DAS Ampal Balikpapan yang menelan biaya 136 Miliar mengerjakan enam titik lokasi banjir yaitu saluran Global Sport, Wika, MT Haryono, sekunder Balikpapan baru, sekunder Inhutani dan pengangkatan material di bawah jembatan PDAM serta jembatan hotel Zuric.
Dari beberapa titik pengerjaan, Budiono justru menyoroti fungsi di saluran sekunder MT Haryono, di mana telah dilakukan pelebaran drainase dari sekitar empat meter menjadi tujuh meter dengan kedalaman 2,7 meter yang diklaim tuntas.
"Salah satu yang terpenting dari pembangunan DAS Ampal yaitu fungsinya, apakah bisa benar-benar mengatasi banjir yang ada di Daerah itu?," kata Budiono seusai memimpin Jalannya Rapat Paripurna di Gedung DPRD Balikpapan, Rabu (24/4/2024).
"Karena bunyinya normalisasi DAS Ampal," sambungnya.
Selain Budiono, beberapa Fraksi-fraksi DPRD Kota Balikpapan pun menyampaikan sorotannya kepada proyek tahun jamak tersebut. Seperti, kata dia, kualitas pembangunan hingga durasi pengerjaan yang mengecewakan dan memberikan dampak ke masyarakat.
"Secara kita dengarkan bersama tadi dalam Rapat Paripurna, bahwa Fraksi-fraksi menyampaikan mengenai kualitas pembangunan dan waktu pekerjaan DAS Ampal yang kurang memenuhi harapan masyarakat," tutupnya. (lex)