Catatan Rizal Effendi
SAYA sempat makan malam bersama Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Singapura Suryopratomo di Restoran Biru Laut, pantai Monpera, Rabu (31/5) malam. Di situ ada juga sejumlah pengusaha Indonesia, yang banyak bermukim di Singapura. Mereka didampingi Pak Kent Zhu, sahabat saya yang sempat ingin mengembangkan pusat bisnis CBD, depang Gedung Dome Balikpapan.
Pak Kent sejak Covid 2021 banyak tinggal di Negeri Singa. Memang tidak sedikit WNI yang bermukim di sana. Ada data yang menyebutkan jumlahnya sekitar 250 ribu orang, hampir 5 persen dari jumlah penduduk Singapura. Teman saya Pak Ayong dari Samarinda juga tinggal di sana.
Wajah Pak Dubes tampak cerah meski kelelahan. Saya sudah kenal beliau. “Kita sudah pernah sama-sama ya Pak Rizal,” katanya. Dubes yang akrab disapa Pak Tommy ini, adalah wartawan senior. Pernah menjadi Pimred Kompas dan Dirut Metro TV. Dia dilantik menjadi Dubes Singapura ke-21 pada 14 September 2020 menggantikan I Gede Ngurah Swajaya.
Bersama Dubes Suryopratomo dan pengusaha Indonesia di Restoran Biru Laut.
Dubes puas bisa memboyong 130 pengusaha Singapura ke lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) sejak Selasa (30/5). Mereka langsung diterbangkan dengan pesawat carter Garuda. “Hebat, saya pikir hanya 10 – 20 orang saja, nyatanya sampai ratusan orang Selamat Pak Dubes,” kata para pengusaha tadi memuji.
Dari percakapannya, mereka akrab bersama Pak Tommy karena aktif berolahraga sepeda di Singapura. Di antaranya ada Pak Erwandi (pengusaha sawit dan owner Bank Aspac), Jhony Andrean (owner Jco Donat), Andi S (owner RS MMC Kuningan), Boyke Gazali (owner MAP and Plaza Indonesia), Jefri Geovani (ketua penasehat dan owner PSI) serta Pak Dharma (owner beberapa food court di Singapura).
Hanya saja makan malam di Biru Laut ada yang kurang. Menu utamanya kepiting asap sudah ludes. Syukur masih ada ayam bawangnya. “Semua tempat kehabisan kepiting,” kata Pak Kent. Dia sudah cek ke Kepiting Dandito dan Kepiting Kenari di Gunung Bakaran juga habis. “Sepertinya banyak betul tamu yang datang hari ini,” kata Pak Zen yang mendampingi saya.
Saya dan Pak Zen akrab bersama Pak Dubes.
Selain memburu kepiting Balikpapan, mereka juga menyempatkan sarapan pagi nasi kuning Haji Daud. “Saya dengar ini nasi kuning terenak di kota ini,” katanya kepada saya.
Menurut Pak Tommy, kunjungan pengusaha Singapura yang bertajuk “Singapore Mission to Nusantara” ini adalah tindak lanjut dari hasil Leader’s Retreat antara Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, Maret lalu, serta hasil dua kali public expose di Singapura.
“Pengusaha Singapura melihat apa yang kita sampaikan adalah peluang bisnis luar biasa. Soalnya pembangunan IKN merupakan proyek terbesar di Asia Tenggara dengan nilai 32 miliar US dolar. Siapa yang tidak tergiur,” jelasnya.
Tadinya Presiden Jokowi yang langsung menerima mereka di lokasi IKN. Tapi mendadak batal bersamaan lounching logo IKN di Istana. Presiden menunjuk Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Luhut yang baru saja diangkat Presiden menjadi Ketua Satgas Percepatan Investasi IKN didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Kepala Otorita IKN Bambang Susantono.
“Selamat datang di lokasi IKN. Pemerintah Indonesia membuka selebar-lebarnya untuk para pengusaha dari manapun ikut berinvestasi di IKN,” kata Pak Luhut bersemangat. Luhut terbilang akrab dengan negeri tetangga ini, karena dia pernah menjadi Dubes di sana tahun 1999 sampai 2000.
Menurut Luhut, Presiden Jokowi akan ke Singapura lagi 7 Juni mendatang. “Presiden akan berbicara di forum pengusaha untuk meyakinkan bahwa pembangunan IKN memang membawa peluang besar bagi investor dalam dan luar,” tandasnya.
Dia sangat mengapresiasi melihat antusiasnya pengusaha Singapura ketika berada di lokasi IKN. “Akan kita siapkan lahan di WP 1 sekitar 6.700 hektare untuk mereka nanti masuk berinvestasi di sini,” jelasnya.
Menteri PUPR Basuki juga sangat bersemangat menjelaskan pembangunan infra struktur yang tengah dikerjakan mereka termasuk Istana Nusantara. “Pembangunan IKN bukan lagi mimpi, tetapi mulai diwujudkan secara nyata. Jadi kita berharap investor Singapura tidak ragu lagi berinvestasi,” tambahnya.
Para pengusaha yang datang itu di antaranya mewakili 24 perusahaan di Singapura yang sudah menyampaikan surat pernyataan minat atau letters of intent (LoI). Yakni Quantum Power, BC&E Group, Aries Invesment Management, Ormand Capital, Singtel, JOE Green, SPIC, RE Sustainability, Woodlands Transport, Mustafa, Sembcorp Energy Indonesia, ST Engineering, Capital World Limied, CICC, Lek San Group, Scanteak, YCH, SBS Transit, King Wan Corp, HMI Group, LHN Group, Avon Group, Bauer dan WEnergy Global. Mereka didampingi Dubes Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng.
Dari sekian perusahaan itu, saya yang akrab dengan Mustafa. Saya jadi ingat Mustafa Centre Singapore (MCS) yang berada di lokasi Little India. Paling banyak didatangi orang Indonesia. Di sini bisa berbelanja apa saja mulai coklat, baju, jam tangan, parfum, alat olahraga dan barang souvenir lainnya dengan harga relatif murah. Hebatnya tidak pernah tutup sehari semalaman alias buka 24 jam.
Saya pernah beli sepatu tenis Nike, kesukaan saya di sana. Saya tak bisa bayangkan kalau MCS buka di IKN. Warna India hidup lagi di Kaltim. Saya jadi teringat sahabat saya M Naser, keturunan India yang buka toko mebel dan kain bersama saudaranya di kawasan Kebun Sayur.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai masuknya investor Singapura ke IKN memberi pengaruh yang sangat signifikan. Investor global tahu bahwa Singapura merupakan salah satu pusat keuangan dunia. “Tinggal sekarang MOU-nya ditindaklanjuti,” katanya kepada tempo.co.
KAPAN MULAI MACUL?
Banyak yang berharap dengan di-launching-nya logo IKN, “Pohon Hayat,” di Istana Negara Jakarta, Selasa (30/5) petang, semangat membangun dan mengundang investor IKN makin kencang. “Logo yang terpilih bertema pohon hayat, yang didesain Mas Aulia Akbar. Pohon hayat adalah pohon kehidupan. Saya berharap pohon hayat ini menginspirasi IKN untuk menciptakan tempat kehidupan baru bagi kita semua,” kata Jokowi.
Logo IKN dan pemenangnya.
Dalam acara itu, hadir juga Gubernur Kaltim Dr Isran Noor, Rektor Unmul Dr Abdunnur dan Rektor Uniba Dr Isradi Zainal serta camat dan lurah Sepaku. “Alhamdulillah, kebahagiaan dan kebanggaan buat saya bisa menyerahkan buku karya saya ‘IKN Nusantara’ kepada Bapak Presiden,” kata Isradi.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengaku masalah investasi swasta di IKN menjadi perhatian serius dari Presiden. “Pak Jokowi sampai nanya, mana ini teman-teman dari investor. Kapan mulai macul? Kapan grounbreaking-nya di lapangan,” katanya begitu seperti diberitakan tempo.co.
Menurut Bambang, hingga Mei sudah 220 LoI yang diterima Otorita dari berbagai pengusaha dalam dan luar negeri yang siap berinvestasi di IKN. Sebanyak 24 di antaranya baru saja diterima Presiden Jokowi ketika menghadiri KTT G7 di Hiroshima, Jepang beberapa waktu lalu.
Ia mengakui meningkatkan LoI sampai ke tahapan macul masih butuh waktu. “Saya tahu mereka masih akan bolak-balik ke lapangan untuk melihat peta lokasi sesungguhnya. Baru membuat feasibility study dan selanjutnya ke tahap pembangunan,” tambahnya.
Otorita IKN saat ini tengah mensosialisasikan Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal bagi Pelaku Usaha di IKN.
Semua fasilitas itu akan diberikan melalui mekanisme perizinan online single submission (OSS) plus yang terintegrasi. Atas dasar itu, usaha di IKN akan disokong dengan super tax deduction, tax holiday, dan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI).
Luhut juga menjanjikan masalah pertanahan dan regulasinya segera akan diselesaikan dalam waktu segera, sehingga investor yang masuk tidak direpotkan lagi dengan masalah ini.
Pulang dari IKN, wajah Luhut berbinar-binar termasuk Menteri PUPR Basuki dan Ketua Otorita Bambang Susantono. Mereka lagi berburu waktu agar para investor segera macul. Saya jadi teringat lagu karya Ibu Sud tahun 2007 silam berjudul “Menanam Jagung.” Salah satu liriknya yang populer berbunyi: “cangkul, cangkul, cangkul yang dalam.” Saya yakin kalau pengusaha Singapura sudah masuk beneran di IKN, pasti maculnya dalam-dalam.(*)