Tulis & Tekan Enter
images

Anggota DPRD PPU Syamsudin Alie

Anggota DPRD PPU Apresiasi Rencana Pembangunan Duplikasi Jembatan Pulau Balang

PENAJAM- Anggota DPRD Penajam Paser Utara (PPU) Daerah Pemilihan (Dapil) Waru-Babulu, Syamsudin Alie mengapresiasi rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membangun duplikasi bentang pendek Jembatan Pulau Balang sebagai akses pendukung Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Kembaran bentang pendek Jembatan Pulau Balang akan dibangun lantaran jembatan yang ada saat ini, ruasnya tidak memadai arus lalu lintas apabila IKN resmi pindah ke Kecamatan Sepaku.
“Kami sangat mendukung rencana p3mbangjnan itu,” kata Syamsudin Alie.

Rencana pembangunan duplikasi bentang pendek Jembatan Pulau Balang telah memasuki tahapan perencanaan di Kementerian PUPR. Anggaran perencanaannya yang dialokasikan sebesar Rp 2,1 miliar. Sedangkan anggaran pembangunan fisiknya direncanakan Rp 331,88 miliar bersumber dari APBN.

Pemkab PPU telah menerbitkan surat keputusan (SK) penetapan lokasi (penlok) pembangunan duplikasi bentang pendek Jembatan Pulau Balang. SK penlok tersebut telah diserahkan ke pihak Kementerian PUPR. Rencananya, pembangunan fisik jembatan berlokasi di Kelurahan Pantai Lango, Kecamatan Penajam akan dimulai tahun depan.
Syamsudin Alie mengingatkan, proses pembangunan jembatan melintasi Teluk Balikpapan itu harus memperhatikan dampak lingkungan.

Sebab, Teluk Balikpapan salah satu rumah bagi Pesut selain Sungai Mahakam. Hewan jenis mamalia itu kerap kali ditemukan di perairan Teluk Balikpapan.

“Jangan sampai pembangunan infrastruktur ini mengganggu ekosistem yang ada di sana. Kalau di sana ada mangrove yang kena pembangunan, minimal diganti di lokasi yang lain. Jadi, ekosistem tetap berkesinambungan,” ujarnya.

Secara umum, Ketua PBB PPU ini mengapresiasi perkembangan pembangunan IKN Nusantara. Termasuk istana negara telah melalui proses tahapan lelang di Kementerian PUPR dan segera dibangun.

Pemerintah pusat merancang ibu kota yang baru dengan konsep kota hutan yang modern. Pembangunan IKN diharapkan tidak meninggalkan kearifan lokal. Terutama gedung modern yang dibangun di IKN harus dikombinasikan dengan ornamen lokal. Karena, hal tersebut bisa dijadikan salah satu identitas ibu kota negara yang baru seperti budaya Betawi di DKI Jakarta.

“Kami berharap ada ikon-ikon lokal yang dimunculkan supaya anak cucu kita nanti tidak lupa dengan budaya lokal,” ujarnya. (Adv)


TAG

Tinggalkan Komentar