KaltimKita.com, TANJUNG REDEB – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, persentase angka putus sekolah untuk kelompok remaja usia 16-18 tahun tergolong cukup tinggi di Kabupaten Berau.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi angka putus sekolah, seperti faktor ekonomi, faktor lingkungan, faktor komunikasi internal keluarga, faktor sosial dan faktor kesehatan.
Sekretaris Komisi III DPRD Berau, Ratna mengatakan, tidak bisa dipungkiri, faktor ekonomi kerap menjadi penghalang anak-anak putus sekolah. Padahal, pendidikan merupakan hal penting bagj masa depan anak untuk mengejar cita-cita setinggi-tingginya.
Maka dari itu, kasus putus sekolah harus menjadi perhatian serius oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Berau.
“Jangan sampai ini dibiarkan. Sudah seharusnya kita berikan perhatian serius terkait angka putus sekolah,” ungkapnya.
Ratna membeberkan, pihaknya akan melakukan monitoring terkait permasalahan yang ada di lapangan. Sebab akar permasalahan akan dicari untuk mengetahui persoalan apa yang memicu terjadinya anak putus sekolah.
Dikatakannya, putus sekolah merupakan suatu hal yang tidak bisa dinilai berdasarkan satu kesimpulan saja, harus dengan turun ke lapangan sehingga bisa memahami.
“Kita akan lihat nanti apa masalahnya, apakah karena terbentur dengan ekonomi atau karena kurangnya SMA/SMK, dari sini akan kita ambil langkah,” tuturnya.
Politikus Golkar itu menyebut, akan berkoordinasi dengan Disdik Berau untuk membahas permasalahan ini.
“Kita akan koordinasi untuk bersama-sama membahas dan mencari solusi persoalan itu, agar angka anak putus sekolah dapat ditekan,” jelasnya.
Jika angka putus sekolah terjadi akibat kurangnya minat belajar, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat khususnya pelajar agar dapat tetap menempuh jalur pendidikan.
"Pendidikan merupakan bekal dalam menentukan kehidupan di masa mendatang. Tentu, harus diberi perhatian lebih untuk mencegah anak-anak di Berau putus sekolah," pungkasnya.(adv/gol)