Tulis & Tekan Enter
images

Achmad EM, owner Kopi Kalimantan menunjukkan berbagai varian rasa kopi ciptaannya. Kini Kopi Kalimantan tak hanya digemari di pulau sendiri, tapi juga menjadi oleh-oleh pengunjung luar daerah.

Digemari dan Raih Prestasi Juara Nasional, "Kopi Kalimantan" Harumkan Nama Kota Balikpapan

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Dari secangkir kopi, Achmad EM berhasil menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Berkat inovasinya melalui Kopi Kalimantan, ia meraih Juara 1 Nasional Pertamina UMKM Academy 2024, serta dinobatkan sebagai Warga Berprestasi Kota Balikpapan bidang UMKM tahun 2025.

Kisah suksesnya bermula dari riset yang ia lakukan pada pertengahan 2021 untuk buku Amazing Kopi Indonesia. Dari sanalah, benih ide usaha muncul. Saat mendengar kabar Presiden Joko Widodo masa itu akan berkemah di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 2022, Achmad melihat peluang besar dari sektor oleh-oleh khas daerah.

“Waktu itu saya berpikir, oleh-oleh seperti apa yang bisa berbeda dari yang lain. Kebetulan ada saudara saya yang baru pulang dari Bali dan bercerita kalau di sana oleh-olehnya adalah kopi. Nah, dari situ saya terinspirasi, berarti saya juga bisa membuat kopi khas Kalimantan, apalagi saat itu belum ada yang melakukannya," kenang Achmad menceritakan pengalamannya, Kamis (13/2025).

Kemudian, tercetuslah ide Kopi Kalimantan, yang resmi mulai produksi pada 1 Oktober 2022. Kini, Kopi Kalimantan memiliki kapasitas produksi mencapai 700 kemasan per bulan yang selalu habis terjual. "Hingga sekarang, mungkin hanya kami yang secara khusus menjual kopi khas Kalimantan," akunya bangga.

Tak seperti kebanyakan kopi berkemasan gelap, Kopi Kalimantan tampil dengan desain anti-mainstream dengan memilih kemasan berwarna terang. Saat ini, kopi laris itu memiliki 16 varian, mulai dari single origin yakni Robusta, Liberika, dan Excelsa, hingga house blend seperti IKN, Titik Nol, Manuntung, Matilda, dan Nusantara. Ada juga kopi rempah khas Kalimantan seperti Pasak Bumi, Bajakah, Gaharu, hingga Bawang Tiwai, yang kesemuanya dihargai Rp 30.000 per-pcs dengan berat 80gram. Dan produk terlarisnya adalah Kopi Nusantara.

"Satu kemasan itu bisa sampai 9 cangkir kopi," ungkapnya.

Achmad menyebut, bahwa Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan juga berperan penting dalam perkembangan usahanya. Melalui program business matching dan pelatihan dari dasar hingga teknologi AI, ia mendapat banyak pendampingan, termasuk proses pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).

Kini, Kopi Kalimantan telah menembus pasar Kalimantan Timur, Selatan, dan Tengah, bahkan menjangkau luar pulau melalui penjualan daring seperti Shopee.  “Konsumen penasaran dengan cita rasa khas Kalimantan. Misalnya kopi Bajakah, sejauh ini hanya kami yang punya di Kaltim,” jelasnya.

Bahan baku Kopi Kalimantan didatangkan dari Palangkaraya, Pontianak, dan Banjarbaru. Ke depan, Achmad berharap Kopi Kalimantan bisa sejajar dengan kopi Aceh, Toraja, dan Lampung. “Pulau Kalimantan ini terbesar kedua di dunia setelah Greenland, masa tidak bisa punya kopi unggulan sendiri,” ujarnya optimistis.

Belum lama ini, Achmad juga dibawa oleh Dinas Perdagangan untuk mengikuti business matching dengan pembeli luar negeri di Bali. Langkah ini menjadi pijakan awal Kopi Kalimantan menuju pasar internasional. (lex)


TAG DKUMKMP

Tinggalkan Komentar

//