Kaltimkita.com, SAMARINDA - Dunia pendidikan di Balikpapan dan Samarinda, dua kota besar di Kalimantan Timur, masih menghadapi tantangan besar yang belum terselesaikan. Berbagai permasalahan kompleks perlu segera diatasi untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi generasi mendatang.
Mulai dari ketimpangan mutu hingga kekurangan sarana dan prasarana, menjadi perhatian serius yang harus segera ditangani oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Merespon hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, H Baba menyampaikan bahwa perbaikan sektor pendidikan di kedua kota tersebut masih membutuhkan banyak pembenahan.
Seperti di Samarinda, ketersediaan fasilitas pendidikan sudah cukup memadai. Daya tampung di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat mampu menampung lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) setiap tahunnya.
Namun masalah lain muncul, siswa lebih banyak berfokus pada sejumlah sekolah favorit, sehingga pemerataan kualitas pendidikan menjadi tidak merata.
“Samarinda sebenarnya sudah cukup. Sarana dan daya tampungnya tersedia. Tapi anak-anak kita hanya ingin mendaftar di sekolah-sekolah tertentu, sehingga terjadi ketimpangan mutu,” jelasnya.
Lebih lanjut kata H. Baba, berbeda dengan Samarinda, Balikpapan justru masih bergelut dengan keterbatasan infrastruktur pendidikan. Bahkan saat ini Balikpapan baru mampu mengakomodasi sekitar 51 persen lulusan SMP yang ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
"Balikpapan masih kekurangan infrastruktur pendidikan. Sarana dan prasarana sekolah belum cukup untuk menampung semua siswa," ucapnya.
Menindaklanjuti kondisi tersebut, Pemkot Balikpapan telah mengajukan permohonan pembangunan dua SMA dan dua SMK baru. DPRD Kaltim, disebutnya, berkomitmen penuh untuk terus mengawal pembangunan pendidikan di daerah ini.
“Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan daerah. Karena itu, kami akan terus mendorong agar persoalan ini segera ditangani,” tandasnya. (AL/Adv/DPRDKaltim)