Kaltimkita.com, PENAJAM- DPRD Penajam Paser Utara (PPU) kembali menyoroti Bendungan Lawe-Lawe yang belum tuntas pembangunannya. Selain itu, lahan bendungan di Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam pembangunannya di atas lahan seluas 200 hektare milik Pertamina.
Pemerintah daerah menggunakan lahan tersebut dengan status pinjam pakai. Sedangkan masa pinjam pakai lahan Pertamina telah berakhir dan belum diperpanjang.
Proyek bendungan untuk penampungan air baku Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Danum Taka PPU senilai Rp 179 miliar dikerjakan pada 2014 dan dihentikan pada akhir 2017 karena saat itu pemerintah daerah sedang mengalami defisit anggaran. Progres pembangunan proyek tersebut dihentikan posisi 85 persen.
“Bendungan Lawe-Lawe harus segera diselesaikan. Kita sudah berinvestasi ratusan miliar rupiah dan belum bisa dimanfaatkan karena memang bendungan ini belum tuntas pembangunanya,” kata Anggota DPRD PPU Syahrudin M Noor saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Riviana Noor, Asisten II Setkab PPU Ahmad Usman dan Ditektur Perumda Air Minum Danum Taka PPU Abdul Rasyid di Ruang Rapat Lantai III Kantor DPRD PPU, Selasa (17/5/2022).
Syahrudin menekankan, pemerintah daerah harus menyelesaikan lahan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe. “Masalah lahan harus diselesaikan. Kalau bisa tukar guling lahan dengan Pertamina,” ujarnya.
Syahrudin juga meminta, Perumda Air Minum Danum Taka untuk turut proaktif bersama dengan Dinas PUPR untuk menyelesaikan lahan Bendungan Lawe-Lawe. “Perumda Air Minum Danum Taka jangan hanya berpikir sebagai operator saja, tetapi harus juga aktif berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan masalah lahan karena, ini menyangkut pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat,” jelasnya.
Plt Dinas PUPR PPU Riviana Noor mengakui, Blendungan Lawe-Lawe telah menghabiskan anggaran daerah ratusan miliar. Tetapi, belum bisa difungsikan lantaran pembangunannya belum rampung.
“Masih ada beberapa item bendungan belum dikerjakan, sehingga belum bisa dimaksimalkan,” ujarnya.
Riviana Noor mengungkapkan, lanjutan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe masih membutuhkan anggaran sebesar Rp100 miliar. “Beberapa item belum diselesaikan pengerjaannya yakni timbunan, peninggian tubuh bendungan dan pintu air. Untuk anggaran pembangunanya sudah kami ajukan proposal ke pemerintah pusat,” ujarnya.
Mengenai pinjam pakai lahan Pertamina, kata Riviana Noor, pemerintah daerah rencana akan melakukan pertemuan dengan Pertamina pada 24 Mei 2022.
“Kami sidah komunikasi dengan bagian aset Pertamina untuk MoU kembali untuk perpanjangan pinjam pakai lahan. Pertamina pun menyambut baik permohonan perpanjangan pinjam pakai lahan tersebut. Kami juga akan menyampaikan apakah lahan Pertamina yang dipinjam pakai untuk bendungan tersebut bisa ditukar guling atau tidak,” tandasnya. (Adv)