KaltimKita.com, PASER - Anggota komisi III DPRD Paser Eva Sanjaya menghadiri Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 di Desa Kerang Dayo Kecamatan Batu Engau. Di momen peresmian kenaikan kelas RSUD Panglima Sebaya dan RSUD Kerang itu, Eva berharap pelayanan dan fasilitas kesehatan untuk masyarakat bisa ditingkatkan.
Mulai dari pelayanan langsung oleh petugas medis dan non-medis di Puskesmas atau pun RSUD. Serta fasilitas yang layak harus diberikan kepada masyarakat yang ingin rawat inap. "Apalagi RSUD Kerang ini cukup besar gedungnya sampai 50 kamar tidur. Semoga saja SDM dan fasilitas pendukungnya bisa membuat nyaman masyarakat yang berobat ke sini," kata Eva kepada awak media usai peresmian, Sabtu (12/11/2022).
Kebersihan menurutnya harus sangat dijaga untuk kelas RSUD. Eva yang berasal dari dapil Kecamatan Batu Engau memiliki banyak konstituen di sekitar RSUD Kerang. Besar harapannya layanan kesehatan ini bisa menjadi andalan warga tanpa harus selalu dirujuk ke RSUD Panglima apalagi ke RSKD Kanudjoso Balikpapan.
RSUD Kerang di Kecamatan Batu Engau yang ini berstatus kelas D, telah bisa melayani tiga kecamatan sebagian seperti Muara Samu dan Tanjung Harapan. Ditambah lagi Kecamatan Pamukan Barat Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan.
Masyarakat yang terdaftar BPJS Kesehatan sudah bisa dilayani meskipun beda provinsi. Direktur RSUD Kerang dr Adhisetya Dwi Saputra mengatakan ada 50 tempat tidur yang tersedia.
Sementara dokter spesialis hanya ada satu yaitu dokter kandungan. Bakal ada kerjasama dengan RSUD Panglima Sebaya Tana Paser agar melakukan kunjungan seminggu sekali.
"Untuk jumlah dokter umum ada 5 dan dokter gigi satu, tapi ada dua dokter umum di manajemen yang siap jika pasien jumlahnya meningkat," kata Adhisetya.
Sementara peralatan kesehatan untuk IGD sudah lengkap, ada ventilator, perawatan intensif dan radiologi ronsennya bersifat mobile. Tahun depan akan ada dukungan tambahan perlengkapan Radiologi dari Pemerintah Provinsi.
Untuk jumlah tenaga kesehatan secara keseluruhan ialah 56. Dengan beban kerja yang dilayani menurut Adhi masih sangat kurang. Hanya ada 13 perawat dan 12 bidan yang di pelayanan langsung. "Di saat jumlah kunjungan pasien tinggi seperti ada kasus diare pasti sangat kewalahan," katanya. (adv)