Kaltimkita.com, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai pesatnya perkembangan industri 4.0 bakal berdampak ke lapangan pekerjaan. Sebanyak 23 juta pekerjaan diprediksi akan hilang di 2030 karena kemajuan teknologi.
Arsjad mengatakan masalah terbesar ketenagakerjaan memasuki era industri 4.0 adalah bagaimana caranya mengasah keterampilan. Pasalnya di jaman itu tenaga manusia banyak tergantikan oleh teknologi.
“Dengan berkembangnya teknologi dan otomatisasi, 23 juta pekerjaan terancam punah pada 2030 mendatang,” kata Arsjad di Lapangan Panahan Senayan, Minggu (30/4/2023).
Bonus demografi Indonesia diprediksi akan mencapai puncaknya di 2030. Tanpa ada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), hal itu dinilai akan menjadi bencana.
“Sebaliknya jika bisa memanfaatkan momentum bonus demografi ini dengan baik, Indonesia akan selangkah lebih maju dan mencapai aspirasi Indonesia emas pada 2045 di mana masyarakat kita bisa hidup lebih sejahtera dengan pendapatan per kapita yang lebih besar lagi, 5-7 kali dari yang kita hadapi pada saat ini,” tambahnya.
Arsjad tidak merinci pekerjaan sektor apa saja yang terancam hilang. Menurutnya perlu ada terobosan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia secara massal terutama di bidang teknologi dan digital.
Sebagai bentuk aksi nyata dan komitmen Kadin dalam mengembangkan kualitas dan kapabilitas tenaga kerja di Indonesia, pihaknya bersama Pijar Foundation meluncurkan platform kadinfornaker.id. Tujuannya untuk memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan yang dapat diakses oleh seluruh tenaga kerja di Indonesia dari berbagai sektor dan industri.
“Adanya Kadin for Naker diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dari para tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri saat ini sehingga dapat meningkatkan link and match antara tenaga kerja dan kebutuhan industri,” kata Arsjad.
Dalam platform Kadin for Naker, tiap pekerja nantinya akan menemukan berbagai program pilihan untuk meningkatkan kapasitas atau skill pekerja secara gratis, mulai dari pembelajaran bahasa, pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dalam meningkatkan jenjang karir, pengembangan kemampuan diri, hingga tes minat dan bakat.
“Misalnya Bapak/Ibu seorang buruh pabrik tapi ingin melamar resepsionis di hotel, tentunya skill yang dibutuhkan pasti berbeda. Kebutuhan industri ini yang akan kami hadirkan melalui platform digital Kadin for Naker di mana Bapak/Ibu bisa langsung mengikuti pelatihan dari sektor yang diinginkan secara daring,” beber Arsjad.
Untuk dapat mengakses berbagai program gratis di Kadin for Naker, pekerja harus mendaftarkan diri di www.kadinfornaker.id. Syaratnya cukup menuliskan nama dan nomor telepon seluler, asal perusahaan dan bidang pekerjaan, serta afiliasi serikat buruh, kemudian dilanjutkan dengan membuat kata sandi. (det/bie)