KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Klub renang Grand Taruna Swimming Club (GTSC) untuk Balikpapan patut diacungi jempol. Kenapa tidak, kontribusi nyata terus diberikan bagi perkembangan renang Balikpapan. Tak hanya mengharumkan nama Kota Minyak melalui prestasinya, juga memberikan andil menyertakan perenang terbaiknya. Tak hanya tingkat provinsi tapi juga nasional.
Atas kontribusi besar tersebut, GTSC Balikpapan menggelar malam apresiasi atlet berprestasi di Hotel Astara Balikpapan, Sabtu (21/10/2023). Acara itu juga sebagai ajang silaturahmi antara orang tua atlet dan pelatih.
Pelatih GTSC, Sri Wisnu Wiharsa mengatakan selain malam apresiasi, juga digelar sprint race internal GTSC. Ini merupakan ajang untuk mengukur kemampuan atlet terutama kelompok umur yang akan berlaga di Samarinda Open bulan depan.
"Ini program tahunan GTSC untuk mempererat silaturahmi atlet, orangtua, dan pelatih. Juga event untuk tes limit empat gaya. Agar mereka siap tempur event resmi di KU," jelas Wisnu.
Tahun ini, kata dia merupakan masa kejayaan GTSC. Hal ini terlihat dari skuad Balikpapan didominasi oleh perenang GTSC. "Perkembangan GTSC ini tahun emas. Mulai dari pemula hingga senior mampu meraih prestasi tingkat amatir. Mereka juga meraih di tingkat sekolah O2SN," jelasnya.
Ya, satu diantaranya yakni Farand G Simon. Dia sukses mempersembahkan perunggu bagi kontingen Kaltim di ajang Popnas 2023 Palembang. Perunggu diperoleh pada nomor 400 meter bebas dengan catatan waktu 4.14.04. "Dia juga lolos di selam untuk PON XXI Aceh-Sumut tahun depan," tambah Wisnu.
Hanya saja Wisnu menginginkan adanya perhatian dari Pemerintah Kota Balikpapan untuk menyediakan fasilitas olahraga renang yakni kolam dengan standar cabor renang.
Dia optimistis, atlet renang Balikpapan khususnya GTSC bisa menembus tingkat nasional asalkan dengan ketersediaan kolam renang yang standar.
"Kita bisa latihan di kolam hotel, atau kolam lainnya yang di bawah standar. Kita bisa dapat prestasi di tingkat Kaltim. Tapi untuk nasional itu susah sekali kalau tidak adanya kolam standar," jelasnya.
Keberadaan kolam standar nasional menurut Wisnu sangat mendukung peningkatan prestasi atlet. Seperti waktu latihan 9 kali sehari dengan menempuh jarak 5000 hingga 7000 meter per harinya.
"Sementara kolam latihan di sini 25 meter. Mau berapa kali bolak-balik. Nah kita terima keadaan. Tapi untuk nasional harus ada kolam standar," katanya.
Kendati demikian Wisnu tetap berusaha terus berusaha semaksimal mungkin agar para atlet di GTSC bisa memberikan kontribusi untuk Balikpapan.
Sementara itu Ketua Akuatik Indonesia (AI) Balikpapan Ali Bausat mengakui GTSC sangat berperan dalam prestasi cabor renang kota Balikpapan. Kunci keberhasilan tak terlepas dari kemauan atlet dan dorongan motivasi orang tua selama berlatih.
"Memberikan kontribusi atlet terbaik di tingkat Kaltim. Dari usia dini hampir bagus semua. Karena selalu saya amati melalui hasil pertandingan, selalu saya buat ranking. Kalau data atlet berprestasi di Kaltim hampir 30 persen dari GTSC," jelasnya.
Senada dengan Wisnu, Ali terus berupaya agar cabor renang bisa mendapatkan fasilitas memadai. (and)