Tulis & Tekan Enter
images

Ketua DPP Persatuan UMKM Indonesia (Perumkmindo) Kaltim Hj Tati Kartati bersama Dewan Pengawas DPP Perumkmindo Kaltim, Yasin Sabaruddin dan staf saat memperkenalkan olahan tangan berupa abon ikan kayur sebagai khas oleh-oleh Kaltim.

Menjawab Tantangan UMKM Menuju IKN, Tati Hartati : Butuh Rumah Produksi Agar Bisa Berkembang

KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Ketua DPW Persatuan UMKM Indonesia (Perumkmindo) Kaltim Hj Tati Kartati Suyadi mengatakan perpindahan IKN ke Sepaku, Penajam Paser Utara sejatinya memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM di Kaltim. Tentunya, ini peluang untuk bisa bangkit.

Ya, dikatakan saat ini para UMKM tentu tak ingin jadi penonton di rumah sendiri. Namun, yang perlu diperhatikan bagaimana adanya ketersediaan rumah produksi.

”Adanya IKN, memang perlu rumah produksi lokal. Ini menjadi jaminan agar khas oleh-oleh Kaltim bisa dikelola sendiri. Jadi perlu rumah produksi, itu kunci agar bisa berperan di IKN untuk mengangkat UMKM lokal,” kata Hj Tati Kartati.

Soal dukungan kehadiran IKN, dikatakan secara pribadi sangat mendukung dan welcome. Namun, tidak ingin menganalisas terlalu jauh. ”Yang penting dipersiapkan sejak sekarang tanpa harus jadi penonton,“ katanya.

Ya, rumah produksi memang sangat dibutuhkan. Bahkan, bagi dirinya yang saat ini tengah merintis usaha abon ikan layur. Olahan pangan yang berada dibawah DPP Persatuan UMKM Indonesia terkhusus untuk sektor ekspor.

Olahan pangan ini, kata dia digagas sejak pandemi melanda. Saat itu, harus putar otak untuk mendapatkan penghasilan, sebab bisnis travel yang dirintisnya tengah melesu. Ditambah, usaha lain juga tengah sudah, semetara cost bulanan dan kehidupan tinggi.

Sejak itu, kata dia berfikir untuk mencoba menggali bisnis olahan tangan. Karena olahan pangan digandrungi di beberapa kota maju. Mau kondisi apapun, tetap membaik.

“Dan akhirnya, ikan layur saya pilih. Karena di Korea, Jepang hingga Timur Tengah sangat dicari. Khasiatnya itu untuk meningkatkan imun dan beberapa khasiat lainnya. Ikan layur menjadi favorit di negara lain, sementara di Indonesia justru tidak sama sekali. Makanya saya ambil peluang itu,” katanya.

Setelah mengolah ikan layur menjadi abon, peminat di pasar justru meningkat. Bahkan beberapa kali berpartisipasi di kegiatan olahan tangan tingkat nasional, juga kerap meraih juara.

“Makanya, olahan abon ikan layur ini akan terus kami kembangkan. Setiap harinya, memproduksi hingga 20 Kg per hari. Bahkan, olahan abon ikan layur ini juga telah diperjualkan di Alfamart,” ujarnya.

”Selain di Alfamart, juga telah tersedia di Bandara Samarinda dan Balikpapan. Karena abon ikan layur sudah menjadi oleh-oleh khas Kaltim. Pertama dan satu-satunya di Indonesia bahkan dunia,“ sambungnya.

Namun, ia mengatakan yang masih menjadi perhatian dan paling utama demi mengembangkan usaha ini, bagaimana pemenuhan rumah produksi. Apalagi, pembangunan rumah produksi membutuhkan biaya cukup besar.

”Rumah produksi ini juga yang akan menjawab. Karena saya berharap, produk unggulan Kaltim yang diantaranya olahan abon ikan layur ini bisa dikenal. Hadirnya IKN, menjadi momentum. Berharap pemerintah punya kepedulian untuk itu. Minimal, perusahaan BUMN ataupun swasta melalui dana CSR,“ harapnya.

Untuk harga, per pack dijual dengan harga Rp 90 Ribu. Nah, bagi yang ingin menjadi reseller, akan diberikan harga sebesar Rp 75 Ribu.

Sementara, Dewan Pengawas DPP Perumkmindo Kaltim, Yasin Sabaruddin menambahkan bila berbicara tentang kehadiran IKN, praktis akan mengarah kaitannya dengan pengembangan wilayah. Harus dilihat terlebih dahulu, seperti apa bentuknya, agar para UMKM bisa berbuat. Minimal berkolaborasi dengan pemerintah.

”Dengan adanya IKN, pasti kami akan mencoba menawarkan produk ini ke kalangan pemerintahan. Tentunya berharap bisa menjadi warna bagi salah satu UMKM di Indonesia,“ harap Yasin Sabaruddin. (and)


TAG

Tinggalkan Komentar