KaltimKita.com, BALIKPAPAN- Guna melaksanakan amanat undang-undang dan tata tertib, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, H. Ir. Muhammad Adam menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) empat pilar yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, NKRI & Bhineka Tunggal Ika.
Adapun Sosbang tersebut dilaksanakan di kediaman Ketua LPM Kelurahan Tertitip Andi Mappafuli, Jalan Mulawarman, RT 07, Balikpapan Timur. Turut hadir pula Lurah Kelurahan Teritip, Muhammad Fajar dan Andi Ahmad Yani sebagai pemateri.
Anggota DPRD Kaltim, H. Ir. Muhammad Adam mengatakan, kegiatan kali ini guna mengingatkan sekaligus menanamkan kembali pemahaman tentang nilai-nilai empat pilar tersebut terhadap masyarakat. Beberapa materi telah ia sampaikan terutama yang berkaitan dengan UUD 1945 beserta amandemen dan nilai-nilai pancasila.
Dari diskusi tersebut, peserta mengilas balik dan mengusulkan agar mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) atau Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dihidupkan kembali ke jenjang SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
"Saya pikir itu bagus, dan itu salah satu cara agar masing-masing warga negara Indonesia diberikan penguatan untuk lebih memahami konsensus empat pilar ini," ujarnya usai kegiatan Sosbang.
Menurutnya, moral anak-anak sekarang tidak lebih baik daripada sebelumnya. Teranyar, sudah semakin banyak persoalan pada generasi yang dikeluhkan para orang tua. Kembali menanamkan empat pilar bagi pelajar merupakan relevan tepat ketika ingin mengurai perilaku kenakalan anak dari sekarang.
Kendati begitu, Adam berharap ke depannya sosbang tersebut bukan hanya untuk para orang tua, namun juga dapat menghadirkan pelajar-pelajar sebagai peserta.
"Paling tidak kegiatan Sosbang yang kita laksanakan ini selanjutnya bisa menyasar ke pelajar, kalau memungkinkan kita laksanakan ke sekolah-sekolah," tambahnya.
Pun begitu, Adam sejatinya menyetujui sekali jika mata pelajaran tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan diberlakukan kembali ke sekolah hingga perguruan tinggi. Namun itu adalah wewenang pusat.
"Ya, saya setuju bagaimana agar PMP atau P4 itu dikembalikan. Tapi jika memang memungkinkan sistem pendidikan kita memasukkan kembali mata pelajaran PMP atau P4 disetiap sekolah," harapnya.
"Mungkin supaya pelajaran itu tidak membosankan dibuat format baru, kalau tidak harus tatap muka ya mungkin dilakukan secara online," tutupnya. (lex)