KaltimKita.com, SANGATTA – Dandim 0909/Sangatta Letkol (Czi) Pabate menganggap penting adanya forum komunikasi dan silaturahmi lintas adat di Kabupaten Kutai Timur dengan menggelar pertemuan di ruang meeting room Makodim Sangatta kawasan Bukit Pelangi, Kecamatan Sangatta Utara pada Kamis (14/1/2021).
Hal ini demi menjaga kamtibmas di wilayah Kutim. Ya bercermin dari kejadian kurang terpuji oleh tersangka Hendra yang sempat memprovokasi. Bersangkutan melakukan blokade jalan akses houling PT Indominco Mandiri di desa Suka Rahmat Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur tepatnya Km 10, poros Bontang-Samarinda, pada Selasa (5/1/2021). Pun dengan mencabut senjata tajam jenis parang sepanjang 170 cm yang diacungkan ke arah pekerja.
Dalam pertemuan tersebut Letkol (Czi) Pabate mengatakan sebenarnya dirinya ingin bertatap muka langsung dengan suasana yang lebih humanis, penuh persaudaraan tidak ditempat-tempat formil seperti aula meeting room di Kodim 0909/Sangatta semisal seperti di warung-warung kopi.
”Namun karena Kaltim saat ini masuk zona merah pandemi coronavirus disasaes (covid) - 19, maka kami agendakan di ruang meeting room ini saja,” terang pemegang tongkat komando di teras Makodim Sangatta sembari penuh canda dalam mencairkan suasana.
Tak mau ada perpecahan antar suku di Kutim Dandim 0909/Sangatta Pabate gelar lintas forum komunikasi ketua/kepala adat di Kutim.
”Sengaja dan memang harus kita lakukan komunikasi baik oleh para ketua / kepala adat di Kutim. Karena ini merunut dari kejadian yang dilakukan oleh Hendra beberapa waktu lalu yang nyaris saja berdampak pada gesekan Sara apabila tidak segera diantisiapasi oleh semua pihak terutama TNI-Polri,” jelas Dandim Pabate.
Pada pertemuan itu ada tiga kesimpulan yang disampaikan Dandim Pabate yaitu terkait rutinitas jaring komunikasi dalam menyikapi beragam permasalahan (polemik).
Menurutnya sekecil apapun itu, menyelesaikan permasalahan dengan cepat jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. “Saya juga akan terus sinergi dengan pak Kapolres dalam hal ini. Belajar dari pengalaman tersebut agar terus membangun komunikasi dan silaturahmi dengan para lintas kepala adat, ormas kedaerahan maupun nasional,” jelasnya.
”Jika ada sesuatu hal yang mengganjal ke depannya dapat diselesaikan duduk bersama (musyawarah), tidak perlu sampai masuk ke ranah hukum. Karena penjara sudah semakin penuh, sekali lagi saya minta dapat dibicarakan dengan baik-baik hingga menghasilkan solusi,” urainya. (tim)


