KaltimKita.com, SANGATTA – Keberhasilan anggota DPRD Kutim Marsidik, ST., MM dalam meningkatkan hasil produksi “panen” jagungnya dapat berbuah manis tak lepas dari berguru kepada tokoh warga di Sangatta Kabupaten Kutai Timur Ridwan Abdul Razak.
Hal ini diakui dan dibenarkan oleh anggota Marsidik yang mana menurutnya tak lepas dari teknik proses pembelajar dari Ridwan Abdul Razak alias jenggot Sangatta (biasa disapa).
“Yah saya sangat berterima kasih kepada saudara saya kanda Jenggot Sangatta dalam menularkan ilmu pertanian sehingga panen jagung berkualitas super Hibrida BISI-18 dapat berproduksi dengan baik,” terang Marsidik.
Lantas KaltimKita.com mewawancarai jenggot Sangatta atas latar belakangannya memberikan bekal dan pengalaman kepada anggota dewan Kutim Marsidik?
“Tentunya sebagai umat muslim ilmu selain pangkal pandai, juga bagian dari ibadah. Selama ilmu itu bermanfaat dan bertujuan positif mengapa kita antar sesama tidak saling berbagi,” ujar Jenggot Sangatta.
Akrab momen HUT RI beberapa waktu lalu mantan Ketua DPRD Kutim yang saat ini maju pilkada Kutim 2020 Cabup MaKin, Mahyunadi bersama Ridwan Abdul Razak kompak kenakan ikat kepala merah putih wujud cinta NKRI
Selain itu Jenggot Sangatta mengamati dinda Marsidik memiliki keseriusan dan berani terjun antar ilmu politik dan ilmu pertanian.
“Sulit rasanya kita melihat di jaman sekarang ada pejabat publik yang mau bersakit-sakit di ladang, berpanas-panasan, berkeringat, mau terkena kotornya tanah, mau mencangkul, merintis tentunya apa yang dilakukan dinda saya ini, Marsidik dapat menjadi suri tauladan. Siapa bilang hasil perkebunan seperti berladang jagung kecil keuntungannya. Banyak contoh petani sukses diluaran sana yang mampu mendongkrak ekonomi rumah tangganya hingga menyekolahkan anaknya hingga luar negeri,” jelas tokoh lingkungan sembari memberikan motivasi.
Untuk itu ia mengimbau kepada para generasi muda jangan pernah takut mencoba untuk bertani terlebih memiliki rasa gengsi.
“Banyak sarjana pertanian namun realitanya sebatas menyadang tidak dipraktekan di ladang, sawah dan kebun ambil contoh saja Dinda Marsidik padahal gelar akademik-nya master di bidang sipil tekhnik tapi bisa bertani itu semua karena kemauan yang kuat,”kata Jenggot Sangatta.
Jenggot Sangatta menambahkan menjadi seorang petani tidak mesti harus sekolah ataupun menyandang gelar pertanian siapapun bisa menjadi petani sukses dan ber ilmu.
“Intinya pendidikan tani berjalan secara otodidak dan ruang kelasnya (belajar red) turun ke sawah, ladang atau perkebunan,” tutup tokoh pungguwa lingkungan ini yang sangat menginspirasi. (tim)