Tulis & Tekan Enter
images

Tambang Kaltim Untuk Siapa?

Oleh :Dr. Isradi Zainal

Rektor Uniba/Sekjen Forum Rektor PII

Ditengah usulan DPR RI agar Kampus mengelola tambang, saya jadi teringat dengan tambang yang ada di Kaltim yang saat ini dikelola sejumlah perusahaan luar Kaltim yang mungkin manfaatnya tidak terlalu dirasakan warga Kaltim.

Di Kaltim setiap harinya ratusan ponton mengangkut batu bara melalui sungai Mahakam. Dalam setahun produksi baru bara Kaltim mencapai 800 juta ton per tahun. Dalam 20 tahun terakhir produksi batu bara yang dihasilkan mencapai 3,66 milliar ton dan jika dirupiahkan bisa mencapai nilai duit sekitar Rp. 3.747 triliun.

Berdasarkan Data Kemterian ESDM, Batu bara di Kaltim masih bisa dikelola hingga 20 an tahun kedepan dengan jumlah deposit batu bara ada sekitar 16 miliar tahun.

Dari semua Perusahaan tambang batu bara yang ada di Kaltim, sangat kurang yang peduli Pendidikan.Menurut catatan kami hanya beberapa yang peduli, salah satu diantaranya BAYAN COAL. Perusahaan ini mberikan beasiswa kepada siswa Kaltim miliaran rupiah, baik yang melalui Universitas lain maupun melalui Universitas Balikapapan. Bahkan Perusahaan ini mberi bantuan hibah juga ke sejumlah kampus di Jawa.

Jadi sebenarnya tanpa mengolah tambang juga bisa menempuh cara melalui kerjasama dengan Perusahaan tambang. Kami juga mencatat mereka senantiasa menerima mahasiswa magang dan menerima sejumlah alumni untuk bekerja. Sejumlah dosen juga ikut terlibat dalam riset dan konsultansi di bidang pertambangan. Tapi perlu dicatat tidak semua perusahaan tambang lakukan ini.

Dalam kaitan dengan rencana pemberian IUP untuk Kampus, mungkin DPR RI tidak akan mendengar seruan agar Kampus tidak mengelola tambang. Kalaupun demikian, setidaknya kampus yang mengelola adalah kampus yang daerahnya ada tambang seperti Kaltim. Kan tidak adil Kalau tambang di Kaltim dikelola oleh kampus diluar Kaltim. Kalaupun ada keinginan, mereka mesti melakukan kerjasama dengan kampus dan pemerintah setempat.

Jangan jadikan Kaltim tempat berbagi tambang tanpa ada jaminan untuk mensejahterakan rakyat Kaltim khusunya mahasiswa Kaltim. Kasihani Kaltim, Kayu, minyak, Batu bara terus dikeruk dengan bagi hasil yang kurang adil.

Kalau kampus ingin terlibat dalam mengolah tambang, bantu dulu rakyat Indonesia untuk mengaudit siapa saja yang membagi bagi hasil tambang Indonesia, bantu juga untuk meneliti pola bagi hasil pengolah tambang dan negara. Kritisi juga perusahaan tambang dan pemerinta yang belum memperbaiki bekas tambang. Jangan sampai setelah dapat janji untuk mengolah tambang, malah menjadi bagian yang merusak alam dan lingkungan dan melupakan untuk mencari energi baru terbarukan.

Cadangan sumber daya alam mesti dipersiapkan juga sebagai warisan anak cucu. Jangan nafsu sesaat melupakan keberlanjutan bangsa. (*/and)


TAG

Tinggalkan Komentar

//