Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Niat anggota komisi IV DPRD kota Balikpapan, Ardiansyah untuk mewujudkan dibangunnya sekolah Negeri baru di Balikpapan Tengah (Balteng) belum surut.
Diketahui, hingga saat ini daerah Balikpapan Tengah memang masih minim memiliki sekolah Negeri. Teranyar, hanya ada SMP Negeri 1 dan 22, sedangkan SMA/SMK Negeri tidak ada sama sekali. Padahal, besarnya tingkat kelulasan SD terdapat di sana.
Ya, sebagai wakil rakyat dapil Balikpapan Tengah, Ardiansyah mencita-citakan agar masyarakatnya bisa memiliki sekolah negeri baru, agar tidak kesulitan pada saat pola Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi.
"Kewajiban saya sebagai wakil rakyat adalah berusaha mendorong agar Balikpapan Tengah punya sekolah baru," ujar Ardiansyah saat menghadiri Sosper anggota DPRD Provinsi Kaltim, Mimi B Pane, Senin (3/10/2022).
Ardiansyah meneruskan, suka tidak suka dirinya akan terus bersuara dari gedung DPRD Balikpapan, agar Wali Kota Balikpapan memperhatikan dan menciptakan kesetaraan dalam dunia pendidikan di kota Beriman.
Bahkan Ardiansyah berterus terang, bahwa warga di lingkungannya lebih membutuhkan sekolah baru daripada seragam gratis.
"Jadi bangun sekolah itu, bukan di daerah yang sudah ada dibangunkan lagi, tapi yang belum ada yang perlu dibangun. Begitu seharusnya," ujar laki-laki politis PPP ini.
"Jika masyarakat Balteng yang bersaudara atau dekat dengan Pemerintah sampaikan, bahwa Balikpapan Tengah ini butuh sekolah baru bukan butuh seragam gratis," sambung Ardiansyah.
Menurutnya, anggaran seragam gratis sebesar Rp 90 Miliar itu lebih elok digunakan untuk membangun sekolah baru di daerahnya.
Kendati begitu, ia akan terus melanjutkan perjuangan visi dan misi nya, sehingga Pemerintah kota dapat memperhatikan masyarakat Balikpapan Tengah dalam merealisasikan sekolah baru.
"Sampai sekarang pun belum ada seragam gratis nya. Kalau saja anggaran Rp 90 Miliar seragam itu dibuat sekolah, bisa jadi empat sekolah. Kalau seragam masyarakat inshaa allah mampu beli, tapi kalau bangun sekolah dari mana duitnya, masyarakat tidak akan mampu bangun sendiri," cetusnya. (lex)